"Wohooo selamat datang temanku Jeon Jungkook. Si bajingan yang mengencani adiknya sendiri" seru Jin ketika melihat Jungkook tiba dihalaman belakang rumahnya bersama Lisa.
Jin dan Jungkook saling mengenal karena Lisa dan Jisoo berteman akrab. Lalu entah bagaimana akhirnya Jin dan Jungkook juga menjadi akrab. Begitu juga Taehyung dan Jimin.
"Tutup mulutmu hyung" kata Jungkook.
Jungkook dan Lisa berpisah untuk bergabung dengan teman-teman mereka. Tapi sebelum itu Jungkook menyempatkan diri mengelus punggung Lisa, "Bersenang-senanglah" kata Jungkook lalu pergi.
Lisa menghampiri teman-temannya, "Rosie belum datang?" tanya Lisa karena belum melihat teman idotnya itu.
"Dia bilang akan telat" jawab Jisoo.
Acara barbeque party milik Jin benar-benar sederhana. Jin hanya mengundang 2 temannya yaitu Namjoon dan Yoongi. Seharusnya ada satu lagi, Jung Hoseok namun lelaki itu tidak bisa datang karena memiliki urusan.
"Aku tidak tau jika teman-teman Jin oppa sangat tampan" komentar Lisa saat melihat Namjoon dan Yoongi yang tengah mengobrol dengan anak laki-laki lainnya.
Namjoon dengan aura dewasanya terlihat seksi. Sedangkan Yoongi yang cuek terlihat sangat menggoda. Lisa kendalikan matamu sebelum Jungkook menyeretmu pulang.
"Tentu saja. Jin oppa dan teman-temannya adalah pangeran kampus" kata Jisoo.
"Apakah itu Min Yoongi si genius dari jurusan musik yang sangat terkenal?" tanya Lisa. Dan Jisoo mengangguk.
"Dia benar-benar tipeku" kata Lisa namun tiba-tiba Jisoo menepuk lengannya.
"Kenapa memukulku?!"
"Perhatikan perkataanmu Lisa-ya"
"Memangnya kenapa?"
Jisoo mendekat dan berbisik, "Lelaki yang kau katakan tipemu adalah kekasih Jennie, sialan"
Lisa sontak menutup mulutnya kaget. Demi Tuhan, benarkah?!
Bagaimana bisa?
Mata Lisa bergerak menatap Jennie yang memang tengah menatapnya pula. Jennie tersenyum sambil memegang gelas wine nya, "Aku harap kau tidak serius saat mengatakan Yoongi adalah tipemu Lisa-ya" kata Jennie.
Lisa tersenyum canggung, Jennie sedang mengeluarkan aura mematikan. Lisa carilah tempat berlindung!
Suara kegaduhan membuat tiga perempuan itu menoleh ke arah pintu masuk halaman belakang.
Rosie datang.
Dan suara gaduh itu berasal dari Jin yang tengah memekik senang saat Rosie memberinya wine termahal yang pernah Jin tau.
Tentu saja. Ibu Rosie adalah pemilik bar terkenal di negara ini.
"Rosie-ya kau sangat mengerti diriku. Kemarilah, oppa akan memberimu pelukan" kata Jin dengan merentangkan tangannya dan bergerak mendekat.
Rosie tersenyum dan menyambut pelukan Jin, "Ini adalah hadiah penyemangatmu untuk tetap bertahan di studimu oppa"
Jin tertawa. Rosie sangat manis.
"Sudah cukup"
Rosie dan Jin melepas pelukannya saat mendengar suara seseorang.
Suara Park Jimin. Berdiri dibelakang tubuh Jin.
"Eyy Jimin-ah, tenang aku hanya memeluknya untuk berterima kasih. Jangan takut, aku tidak akan merebut Rosie darimu" kata Jin.
Jimin menghiraukan perkataan Jin dan menatap Rosie. Perempuan itu ikut menatap balik.