Mata Lisa menatap ayahnya marah.
"Bagaimana kau tau? Apa kau dengan lancang mengobrak-abrik ruang kerja ayah?!" ayahnya langsung pergi ke laci meja kerjanya.
Dan benar saja. Semua dokumen tentang hal itu hilang.
"Kau!"
Ayahnya berjalan dengan cepat dan sepersekian detik berikutnya satu tamparan mengenai pipi Lisa.
"Lisa!" Jungkook langsung mengejar Lisa yang terjatuh ke samping.
Air mata Lisa tak lagi terbendung.
"Kau anak kurang ajar! Siapa yang mengajarimu bertingkah seenaknya seperti ini!?" teriak ayahnya dengan marah.
"Ayah sudah cukup!" balas Jungkook.
Lisa berdiri, "Tidak ada yang mengajariku. Karena aku memang tumbuh tanpa adanya ajaran dari orangtuaku"
"Brengsek" umpat Lisa dengan berlalu pergi.
Meninggalkan ayah dan Jungkook.
Ayahnya masih mencoba meredam emosinya.
"Setidaknya jika tangan ayah tidak bisa membelai kepala Lisa. Jangan gunakan tangan ayah untuk menamparnya. Lisa adalah darah daging ayah sendiri" kata Jungkook dengan ikut berlalu menyusul Lisa.
.
.
.
Lisa berada dalam kamarnya sendiri. Duduk disamping tempat tidurnya sendiri.
Lisa sangat marah, kesal dan kecewa?
Jujur saja, baru pertama kali ini ayah menamparnya.
Selama ini hanya kata-kata menyakitkan yang Lisa terima. Tapi dengan satu tamparan saja membuatnya sangat hatinya.
Hatinya benar-benar sakit.
"Lisa-ya" Jungkook duduk disebelah Lisa.
Lisa masih terdiam.
Lelaki itu lantas menarik Lisa kedalam pelukannya.
Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut keduanya. Jungkook sendiri tau, disaat seperti ini Lisa tidak membutuhkan nasehat. Lisa hanya membutuhkan telinga untuk mendengar keluh kesahnya.
Dan pelukan untuk membuatnya tidak hancur lebih parah.
Jungkook menepuk pelan punggung Lisa.
Beberapa menit kemudian Lisa bergerak melepaskan pelukannya.
Jemari Jungkook perlahan mengusap pipi Lisa yang terkena tamparan. Setelahnya beberapa kecupan lelaki itu berikan pada pipi merah Lisa.
"Aku tau kecupanku tidak berpengaruh apapun pada rasa sakit dipipimu. Tapi setidaknya aku ingin memberitahu bahwa pipimu itu berharga. Jadi tolong tetap pertahankan pipi chubby mu Lalisa"
Lisa tersenyum tipis dengan perkataan Jungkook.
"Aku minta maaf karena mengungkit masalah ikatan darah tadi" kata Lisa.
Lisa merasa bersalah akan hal itu. Sungguh.
Jungkook menggeleng pelan, "Tidak apa. Jangan dipikirkan"
Lisa mengangguk pelan dan kembali masuk kedalam pelukan Jungkook.
Nyaman.
.
.
.
Saat makan malam keadaan sangat canggung.
Ibu tiri Lisa yang merupakan ibu kandung Jungkook bingung akan keadaan saat ini.