seventeen

1.8K 203 9
                                    

Lisa membuka matanya.

Sudah pagi.

Lisa melirik seseorang yang masih tertidur disebelahnya.

"Bangunlah" kata Lisa dengan mendudukan dirinya.

Lisa tau Jungkook tidak tidur.

Benar saja, Jungkook membuka matanya. Masih terlihat raut kesedihannya.

Lisa lalu dengan cepat merebahkan setengah tubuhnya diatas tubuh Jungkook. Memeluknya.

Lisa menempelkan telinganya pada dada bidang Jungkook.

"Oh?" Lisa mengernyitkan dahinya.

"Kenapa jantungmu tidak berdetak?" tanya Lisa dengan mendongakan kepala, menatap Jungkook.

Jemari Jungkook menyentil kepala Lisa, "Jantung manusia itu ada disebelah kiri, bodoh"

"Oh? Sejak kapan? Aku selama ini mengira jantung ada disebelah kanan"

Jungkook hanya menghela nafas, "Otak udangmu sangat natural"

Lisa hanya mencebikan bibirnya lalu memilih bangkit.

"Baiklah ayo ke kamar ibu dan sarapan" ajak Lisa.

Jungkook sedikit malas untuk bangun. Suasana hatinya sedang buruk, oke.

Kaki Jungkook masih menggantung di lantai. Lelaki itu terduduk dipinggir tempat tidur, enggan untuk bangkit.

"Hei, tidak apa-apa. Selama kita masih bersama, semuanya akan membaik" kata Lisa dengan mengelus kepala Jungkook.

Jungkook melingkarkan tangannya untuk memeluk perut Lisa, karena posisi Lisa memang tengah berdiri.

"Kenapa ayah melakukan semua itu pada kita?" lirih Jungkook.

"Benar, kenapa ayah melakukannya. Sangat menyebalkan, bukan?" balas Lisa dengan melepas pelukan Jungkook.

Beralih untuk duduk dipangkuan lelaki itu. Tangan Lisa memeluk leher Jungkook dari depan, "Karena itu kita harus balas dendam. Aku tidak mau jadi pihak yang dibully. Atau Rosie akan mengolokku habis-habisan nanti"

Jungkook tersenyum tipis dengan usaha Lisa yang berusaha mencairkan suasana hatinya.

"Bagaimana kau bisa menahannya selama ini Lisa-ya? Kenapa juga aku tidak mengetahui semua kebusukan ayah?" Jungkook benar-benar tidak mengerti semua ini. Jungkook dekat dengan ayah tirinya namun tidak pernah mengendus kebusukannya sedikit pun.

"Jungkook-ah, apa kau tau kenapa aku selalu berani berbuat masalah?"

Jungkook menggeleng pelan. Dalam pikirannya kenakalan Lisa adalah kenalan remaja biasa.

"Itu karena aku merasa kau akan bertanggungjawab akan diriku. Sedari dulu kau selalu merawatku dengan baik"

"Kau menjadi anak yang baik untuk ayah ibu, menjadi kakak yang baik, menjadi teman yang baik. Dan tentu saja menjadi kekasih yang baik"

"Itu semua alasanmu tidak mengetahui kebusukan ayah. Kau terlalu sibuk memikirkan kebahagiaan orang-orang disekitarmu Jungkook-ah" jelas Lisa panjang.

"Jadi bukan salahmu ketika kau tidak tau apa-apa" kata Lisa dengan menarik Jungkook dalam pelukannya. Menenggelamkan wajah Jungkook pada ceruk lehernya.

Jungkook meresapi semua yang Lisa katakan. Berpikir dengan lebih tenang.

"Sekarang kuatkan dirimu dan berjuanglah bersamaku, Jungkook-ah"

.

.

.

"Kenapa kita harus ke bank?" tanya Jungkook saat siang hari Lisa memaksa untuk pergi ke bank.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang