6. ' HEART '

1.4K 113 0
                                    

Dimobil hanya keheningan yang menyelimuti. Baik Ana maupun Aslan sama-sama terdiam, canggung akan kejadian yang tadi.

"Nama kamu siapa?"  tanya Aslan yang akhirnya memecahkan keheningan ini. Ana menoleh menatap Aslan, "Kalyana Fanasya, panggil Ana,"

"Ana," ucap Aslan lalu menganggukkan kepalanya.

"Kenapa?"  tanya Ana merasa bingung. Aslan menoleh, lalu memperkenalkan dirinya.

"Saya Aslan Putra Siregar, jangan panggil saya 'om' lagi anak kecil. Panggil saya Aslan,"

"Kamu juga jangan panggil aku 'anak kecil' panggil aku Ana!"

"Oke Ana,"

"Nah gitu dong, aku panggil Kak Aslan boleh gak?"

"Boleh," sahut Aslan singkat. Kini mereka sudah sampai, mereka turun dari mobil. Satpam yang menjaga membantu menurunkan barang-barang Ana.

***

Ana yang baru saja sampai disekolah, disuguhkan dengan pemandangan Langit yang membonceng Ina. Ia hanya bisa menghela nafas, dadanya seketika terasa sesak. Namun, ini sudah terjadi. Kalaupun kejadian kemarin dimana ia yang mengucapkan kata putus, Ana juga akan disuguhkan dengan pemandangan seperti ini.

Ana menundukkan kepalanya, murid yang berada di koridor menatap kasihan Ana. Sudah kemarin di caci dengan kata 'jalang' oleh Langit, dan sekarang gadis itu disuguhkan dengan pemandangan Langit membonceng Ina.

"Ana kuat, semangat! Gue dukung lo!"

"Kuat ya Ana, lupain cowo brengsek itu,"

Ana tak menjawab. Sesampainya dikelas ia langsung duduk ditempatnya, lalu menyembunyikan wajahnya di lipatan lengannya.

"ANAAAAA!!!!!!!!!"  teriak beberapa orang  dengan suara yang sangat cempreng, membuat beberapa penghuni kelas kesal. Namun, hanya bisa diam karena kalau berbicara 'suara nya cempreng banget!' bisa-bisa mereka akan dibully habis-habisan oleh Stevi, Lala, dan Kila.

"Lo gak apa-apa kan? Lo ada sakit? Kenapa-kenapa?"

"Mata lo kok item? Lo kurang tidur? "

"Gegara kemarin? Haduh, kita harus musnahkan sih Iin!!!!"

Ana dibuat pusing oleh ketiga sahabatnya itu. "Ihhh!!!! Berisik!!! Yang lain juga keberisikan tau!!! Suara kalian tuh cempreng banget!!!"

Stevi, Lala, dan Kila saling berpandangan. Sedetik kemudian mereka menggebrak meja dengan kuat, membuat penghuni kelas terkejut. Begitu juga dengan Ana, kini Ana memandang ketiga nya dengan garang.

"Gak cocok lo kayak gitu!"  ucap Lala, yang diangguki oleh Kila," Lo terlalu imut, buat wajah garang!"

Kila lantas mencubit kedua pipi chubby Ana, membuat sang empu meringis kesakitan. "IHHHH, sakit tau!!!"

"Eh, kalian ntar kita nge-mall yuk!"  ajak  Ana, yang membuat ketiga sahabatnya berbinar.

"AYO!!! UDAH LAMA GAK NGE-MALL!!!"

***

Kini keempat sahabat itu tengah berada di mall terbesar di Jakarta. Keempatnya begitu antusias berbelanja.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang