26. ' HEART '

2.3K 124 1
                                    

Ana tertidur cukup lama, ia membuka matanya. Melihat pelaku yang membangunkannya, Lingga. Cowok itu menatap Ana, sedangkan gadis itu memilih membuang mukanya.

"Ngapain lo disini?!"    tanya Ana ketus, ia duduk. Lalu pergi dari sana, Lingga dengan cepat mencekal tangan Ana.

"Gue— mau bicara sama lo!" ucap Lingga sedikit ragu. Ana menghela nafas, ia melepaskan tangan Lingga.

"Kalau ragu kapan-kapan aja! Gue sibuk," ucap Ana lalu melenggang pergi.

***

Ana menatap berkas-berkas dokumen yang berada dihadapannya. Ia ingin pindah dari apartemen ini, ya walaupun terpaksa. Karena Ana sudah nyaman dengan tempat ini.

Ia akan pindah ke unit Apartemen yang sedikit jauh dari area apartemen ini, sekolah, rumah nya. Ia sudah memindahkan barang-barang nya, tanpa sepengetahuan siapapun.

"Semua sudah beres?" tanya Ana kepada Gita— sekertaris pribadinya. Gita mengangguk, "sudah!"

Ana menganggukkan kepalanya, ia menyuruh salah satu bodyguard nya untuk membawa dokumen itu. Lalu berjalan keluar, "ayo kita pindah!"

Setelah 30 menit perjalanan, Ana masuk ke unit apartemen nya yang baru. Barang-barang nya sudah tertata rapih, kecuali barang pribadi miliknya. Karena itu perintahnya. Ana menyuruh Gita dan bodyguard lainnya untuk pulang.

Sedangkan ia mengurus barang pribadi nya dan ditata. 1 jam ia menata-nata, akhirnya semuanya sudah tertata rapih. Ia kini ingin menyusun buku novelnya, hingga salah satu kertas terjatuh.

Ana menaruh buku itu, lalu mengambil kertas tersebut. Ia membukanya, membuat ia terdiam.

Surat tanda resmi pacaran Ana dan Langit❤️💙

Hari ini pada tanggal 18 Oktober 2018 Ana dan Langit resmi berpacaran!!!

Tertanda

Langit Vralaska 💙
Kalyana Fanasya ❤️

Ana menatap nanar isi kertas itu, lalu terkekeh. Ia mengambil salah satu kotak, dan menamai kotak tersebut. 'Memorist', Ana memilih barang-barang yang diberikan ke dirinya dari Tunjung, Dion, Kasa, Langit dan semuanya.

Memasukkannya ke dalam kotak itu. Menyimpan nya, diatas lemari pakaiannya. Ia menghela nafas panjang, ia kemudian merebahkan diri nya ke atas kasur.

Pikirannya tertuju pada Alex, pria itu mengatakan bahwa ia harus segera mendapatkan pendonor hati dan ginjal. Kalau tidak bisa lebih parah lagi nantinya, tentu itu membuat Ana akhir-akhir ini melamun.

Ia menghela nafas, lalu keluar dari unit apartemen. Namun, pandangannya bersitatap dengan mata elang itu. Bara, cowok itu tersenyum miring. Lalu mendekat kearah Ana, Bara menarik tangan Ana.

Ia memasukkan sandi unit apartemennya, Ana meronta. Bara dengan cepat menggendong Ana bak karung beras. Membuat Ana memekik, ia memukul-mukul punggung Bara.

Bara sama sekali tidak terganggu, cowok itu malah membawa Ana ke kamarnya. Ia membanting dengan pelan tubuh Ana.

"ANJING! LEPAS!!!" 

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang