14. ' HEART '

1.2K 90 0
                                    

Ana yang baru saja datang membuat murid memekik heboh. Bagaimana tidak, gadis yang mereka kenal polos kini membawa kendaraan motor ninja besar berwarna hitam. Helm fullface nya ia buka, lalu mengibaskan helaian rambut yang hinggap di wajah cantiknya.

Tatapannya menatap tajam murid yang memekik heboh, seketika parkiran motor berubah menjadi sunyi. Ana turun dari motor, dibelakangnya nya diikuti Jennie dan Airin.

"Wah masih berani nunjukkin wajah di sekolah nih!!!"  ucap Mentari yang diiringi tawa Cahya, Vancia, Stevi, Kila dan Lala.

"Dasar caper!"

"Mau kemana lo?" tanya Vancia sembari bersidekap dada. Ana berhenti, menatap keenam gadis itu datar dan dingin.

"Lo gak takut sama kita?" tanya Stevi, Ana menggeleng tegas. Membuat keenamnya bertepuk tangan.

"Buat apa takut sama kalian, gue lebih takut sama Tuhan gue kali!" ucap Ana, lalu melenggang pergi. Membuat keenam gadis itu tertawa meremehkan, "Disaat kayak gini bawa-bawa Tuhan!"

***

Pelajaran Matematika dihari Jum'at, Ana melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 10.58. Dua menit lagi bel pulang akan berbunyi, ia sangat senang kalau hari Jum'at. Ia bisa pulang lebih awal dan berisitirahat.

Kring... Kring... Kring....

Bel pulang sekolah berbunyi sangat nyaring, Ana langsung menggendong tasnya. Mereka berdoa tenang, dan dibubarkan pulang.

"Gue duluan ya Sun, gue ada acara! Sorry, gak bisa anterin lo check up," ucap Jennie merasa bersalah. Sedangkan Ana menganggukan kepalanya, "ya, it's okey!"

"Gue juga Sun, gue ada acara keluarga di Cileungsi. Sorry Sun," ucap Airin. Lagi-lagi Ana mengangguk, "It's okey!"

*Fyi, Jennie dan Airin sepakat untuk memanggil Ana dengan nama samaran nya Sunny

Ana berjalan di koridor sekolah yang sepi, langkah Ana berhenti kala jauh dihadapannya terdapat Langit, Tunjung, Dion dan Kasa. Ana diam, ia melihat di tengah lapangan yang ternyata ada Lingga, Felix, Zhellan dan Efran.

Ana ingin rasanya berbalik, namun kakinya kaku. Ia menatap Langit datar, hingga mereka semua menampakkan ekspresi terkejut. Kala hidung Ana mengucurkan darah, hal itu membuat Ana menunduk dan menyeka darah segar itu dengan menggunakan sapu tangan yang berada di saku roknya.

Ana langsung berbalik, dan berjalan dengan cepat. Langit yang lebih dulu mengejar, menarik pundak Ana dari belakang. Ana melihat ke khawatiran di mata Langit. Mantan pacarnya.

Ana menepis tangan Langit, dan berlari. Ana terpaksa melewati belakang sekolah untuk mutar ke depan sekolah. Motornya tadi pagi ia parkirkan di parkiran depan.

Ana dengan cepat menaruh sapu tangannya ke roknya, dan menaiki motornya. Kemudian melajukan motor ninja besar tersebut dengan kecepatan diatas rata-rata membuat Langit, Tunjung ,Dion, Kasa, Lingga, Felix, Zhellan dan Efran yang mengikuti Ana terkejut.

"Itu Ana?" 

***

"Seharusnya kamu jangan mendonorkan ginjal mu, itu akan mempengaruhi keseimbangan kesehatan tubuhmu. Itu tidak bisa mengimbangi penyakit kanker mu, "  ucap Dokter tampan yang menolongnya saat ia dipukuli di rumah sakit oleh Ayahnya.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang