9. ' HEART '

1.2K 103 1
                                    

"Ana, are you okey?"  tanya Aslan, Ana menoleh menatap Aslan. Aslan dapat melihat mata Ana yang sembab dan hidungnya yang memerah.

Bukannya menjawab, Ana malah masuk kedalam. Hal itu menimbulkan tanda tanya di otak Aslan, sedetik kemudian ia pun kembali masuk kedalam.

Ding dong... Ding dong...

Bunyi bel membuat Aslan mengerutkan keningnya, siapa yang bertamu selarut ini? Ia membuka pintu nya, yang lalu disambut pelukan oleh seorang gadis.

"Hey Ana?"

"Kak Aslan... Hiks...."  Aslan mengelus punggung Ana. Tak lama punggung Ana yang tadinya bergetar hebat pun berhenti. Aslan melihat ke bawah yang ternyata gadis itu tertidur.

Aslan menggendong Ana ala bridal style, sesampainya dikamar nya. Aslan menaruh Ana dengan sangat pelan, ia memerhatikan wajah Ana yang sangat damai sejenak. Sebelum akhirnya ia mengambil ponsel dan menelpon adiknya.

"Kesini, ada Ana diapart gue. Temenin," ucap Aslan. Gadis disana mengerutkan keningnya, sebelum akhirnya mengiyakan ucapan abangnya.

"Iya, gue on the way."

Tak butuh waktu lama gadis itu segera berangkat menggunakan mobilnya menuju ke apartemen Aslan. Setelah melakukan setengah jam perjalanan, kini gadis itu telah sampai di unit apartemen kalanya.

"Ngapa bang?"

"Gak tau tuh, tadi kek frustasi gitu nangis. Pas gue panggil dia malah masuk, dan mencet bel gue. Pas gue bukain pintunya, dia meluk gue terus nangis. Kayak nya capek terus ketiduran," jelas Aslan panjang. Jika bersama mamah dan adik perempuan nya ia akan berbicara lebih dari 3 kata. Berbeda dengan orang lain, terkecuali Ana tentunya.

"Oh, yaudah Je masuk dulu ke kamar lo," ucap gadis itu. Aslan mengangguk, "Jagain ya Je!"

Gadis yang dipanggil 'Je' itu mengangguk. Ia lalu menuju kamar Aslan untuk melihat keadaan Ana.

***

Je melihat beberapa luka yang berada di tangan dan perut Ana, ia menatap kasihan ke Ana. Ia berjalan menuju sebuah lemari, lalu mengambil kotak P3K.

Perlahan-lahan ia mengobati luka Ana, sangat perlahan. Ia tak mau membangunkan gadis malang ini, dalam hati Je bersyukur. Bersyukur karena di besarkan di keluarga penuh kasih sayang, ia tak membayangkan jika dirinya berada di posisi Ana.

Je bergidik ngeri, "selesai!"  gumam Je semangat. Ia menaruh kotak P3K itu ketempat semula, dan ia mulai merebahkan tubuhnya disebelah Ana.

"Cantik banget si lo An! Gue sampe iri," ucap Je ia melihat wajah Ana yang dengan damainya tertidur. Hidung mancung, wajah yang berbentuk V, berkulit putih.

"Coba aja gak ada luka ini, pasti tambah cantik," gumam Je sebelum akhirnya masuk kealam mimpinya.

Aslan yang sudah 15 menit di depan pintu kamarnya pun dengan perlahan membuka pintu. Yang langsung disuguhkan dengan pemandangan dua gadis cantik tengah tertidur dengan wajah damainya.

Aslan tersenyum tipis, ia berjalan lalu terduduk disebelah Ana. Sejenak Aslan perhatikan wajah damai Ana, beberapa luka membiru diwajah Ana, tangan dan perut Ana yang sedikit terbuka membuat Aslan berpikir bahwa gadis ini habis dipukuli.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang