12. ' HEART '

1.2K 97 0
                                    

Ana tengah melakukan piket kelas, hari ini hari Rabu yang merupakan jadwal nya piket. Kelompok tim mereka seperti hanya memandang Ana yang sedang melakukan kegiatan mengepel lantai, seorang gadis bernama Vancia. Gadis ratu bully dikelasnya, Vancia pun menarik bahu Ana kebelakang.

"Kenapa?"  tanya Ana datar, Vancia menatap Ana menyelidik. Membuat Ana acuh dan kembali mengerjakan tugasnya.

"Lo jalang ya?"  ucapan Vancia membuat Ana marah, gadis itu melayangkan tamparan keras ke pipi kanan Vancia.

PLAK!!!

Wajah Vancia tertoleh kearah kanan, sedetik kemudian Vancia tertawa. "Lo nampar gue? Lo berani?"

"Jangan mentang-mentang lo dibela Jennie dan Airin lo jadi seenaknya An!" ucap Tunjung, membuat Ana terdiam. Ia menendang ember berisi air pel--an lalu menyambar tasnya. Pergi dari kelas, membuat Tunjung terdiam.

Saat beberapa langkah, seseorang menabrak Ana. Membuat Ana terhuyung ke belakang. Ia menatap sang pelaku yang ternyata adalah mantan kekasihnya, Langit. Keduanya saling menatap datar, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi berlalu.

"Kalo beneran lo pelaku nya, gue gak bakal maafin lo Ana," batin Langit.

"Kalo kamu seperti ini, jangan salahin aku kalau aku berubah," batin Ana.

"Hei, Ana!"  sapa Zhellan ramah. Dan dilanjut dengan yang lain, menyapa dengan ramah. Namun Ana hanya melirik keempat nya, dan berlalu begitu saja. Membuat keempatnya terdiam.

"Dia kenapa?"  tanya Zhellan, sedangkan ketiga temannya mengedikkan bahunya. Keempat nya mengikuti langkah Ana dari belakang, sedangkan Ana yang tahu sedang diikuti memutuskan untuk berbelok kearah parkiran. Padahal niat awal adalah berbelok menuju gerbang belakang sekolah, dan melakukan check up tentang penyakitnya.

Diujung sana ia melihat Jennie dan Airin sedang melambaikan tangan kearahnya, membuat Ana kikuk dan menghampiri keduanya. Ana menampikkan senyuman manis, dibalas oleh keduanya.

"Lo mau berubah ga?"  tanya Airin, membuat Ana bingung.

"Maksudnya?"

"Berubah, agar mereka gak seenaknya sama lo kayak tadi pagi!"  ucap Jennie, Ana mencerna perkataan keduanya. Benar juga, ia tidak mau terus-menerus di bully. Ana mengangguk, membuat keduanya menjetikkan jari nya.

"Oke lo ikutin saran gue! Besok pagi, lo ke unit apartemen Bang Aslan!"

***

Kamis....

Ana mengikuti perintah Jennie kini ia sudah berada di unit apartemen Aslan. Ia menundukkan kepalanya, saat Aslan menatapnya.

"Saya pergi dulu," ucap Aslan lalu pergi. Ana menghela nafas lega, ia menatap Jennie dan Airin bergantian.

"No! Pertama Lo harus pakai celana panjang untuk doublean! Biar mereka ngira lo tuh, WOW gitu!!!"

"Kedua, gerai rambut panjang lo ini Ana!"

"Ketiga, lo harus natap mereka sinis!"

"Keempat, lo harus jawab orang dengan nada ketus!"

"Dan terakhir, lo harus ngubah kosa kata lo. Lo-gue jangan aku-kamu!"

"O-oke!"  ucap Ana, Jennie dan Airin tersenyum.

"Yaudah! Sana pakai doublean celana udah gue siapin sama Jennie di kamar mandi, ada sisir juga. Dan ada jepit rambut, harus dipake jepitnya!!! Biar samaan kayak kita!!!" ucap Airin, Ana mengangguk patuh lalu memasuki kamar mandi.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang