28. ' HEART '

3.2K 126 0
                                    

Ana menatap Lingga, kini mereka tengah berada dikoridor sekolah. Keduanya bersitatap, sebelum akhirnya Ana memutuskan untuk pergi.

Lingga menghela nafas panjang, ia menatap para sahabat nya yang tengah berbincang. Ini akan menjadi terakhir kalinya ia melihat sahabatnya.

"Gue cabut dulu," ucap Lingga lalu melenggang pergi.

"Lo ngerasa gak sih, akhir-akhir ini Lingga aneh banget?"

***

Ana menatap Adan, pria yang berstatus menjadi Ayah tirinya. Beberapa Minggu lalu Adan dan Rina sudah menikah, dengan begitu Stevi telah menjadi adik tirinya.

Namun saat Adan hendak berbicara, Ana malah pergi. Saat ia melihat satu objek. Ana berjalan mengikuti seseorang. Namun, orang itu terlebih dulu menghilang. Membuat Ana terdiam, ia memutuskan untuk pulang. Kondisinya hari ini benar-benar tidak stabil.

Saat diperjalanan menggunakan mobil, Ana dibuat berhenti. Kala banyak sekali anak jalanan yang berada dipinggir jalan.

Ana turun, dan mendekati mereka. "Adik-adik udah pada makan belum?" tanya Ana, mereka menggeleng.

Ana menghela nafas panjang, matanya menangkap tukang sate yang biasa ia beli bersama Langit dulu.

"MANG ASEP!" panggil Ana, Mang Asep tersenyum. Lalu mendorong gerobaknya, menuju Ana.

"Mang, saya beli semua. Buat mereka ya Mang! Setiap hari Mamang harus layanin mereka. Nanti uangnya akan bodyguard saya yang ngasih," ucap Ana membuat Mang Asep berbinar.

"Siap atuh Neng Ana!"

Setelah beberapa menit, Ana mengalihkan pandangannya ke anak-anak jalanan ini. Mereka dengan lahap memakan makanannya, Ana tersenyum. Ia lebih beruntung, masih banyak orang yang kesusahan diluar sana.

"Minta nomor telepon Mamang, nanti saya suruh bodyguard saya yang ngasih," ucap Ana. Mang Asep kemudian memberikan nomornya, Ana berjalan menuju mobilnya.

Saat tangannya membuka pintu mobil, teriakan anak-anak membuat ia memberhentikan kegiatan nya.

"MAKASIH YA KAKAK CANTIK!" Ana membalasnya dengan senyum tipis disertai anggukan kecil.

***

Ia dibuat berhenti kala seseorang menghadangnya dengan tongkat bisbol di tangan cowok itu. Ia menepikan mobilnya, lalu turun.

Menatap sekitar yang sangat kacau. Pandangannya kembali ke cowok yang tadi menghadang nya. Ana menatap datar cowok tersebut, yang ditatap malah salah tingkah sendiri.

"Ngapain lo?" tanya Ana, cowok itu membuka masker nya. Pandangan keduanya bertemu, Naufal. Ketua OSIS yang bersekolah di sebelah SMA KENCANA.

Ana mengenal cowok ini karena ia dulu sering bertemu saat Ana mampir ke warung  Bu Sisil. Ana mengerutkan keningnya, sedangkan Naufal menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"D-di depan ada tawuran, lo jangan kesana! Bahaya," ucap Naufal. Ana melirik suasana yang tak jauh dari mereka. Hingga seseorang datang dan terjatuh dihadapan Ana.

"Tolongin g-gue An," ucap Tunjung lirih. Namun Ana hanya diam, ia terkekeh sinis.

"Thanks udah ngasih tau," ucap Ana kemudian ia memasuki mobilnya. Dan memutar balik, sedangkan Tunjung menatap samar mobil Ana yang semakin lama semakin menjauh.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang