Ana tersenyum canggung ke arah Lintang. Gadis itu tengah membicarakan tentang Nila- ibunya dan Langit yang tengah sakit.
"Mamah aku sakit gin-"
"Ayo!" potong Langit, kini ia menatap datar Ana. Gadis itu juga menatap Langit tak kalah datar.
"Ishh!!! Emang kalian udah gak pacaran lagi ya?" tanya Lintang, membuat Ana dan Langit bertatapan. Lalu keduanya membuang wajah ke arah samping.
"Gak!"
"Loh, berarti kemarin yang ke rumah sakit Kak In dong? Ih!"
"Iya, dia pacaran sama gue sekarang!"
"Gue pamit dulu ya!" ucap Ana lalu pergi berlalu. Diikuti Jennie dan Airin.
"Itu kak An kok berubah?"
"Ya gitu lah, kalo mau ngebunuh orang kayak gitu."
"H-ha?"
"Lo mau denger ceritanya gak?"
***
"Ana!!!" panggil Stevi dengan nada riang. Ana menatap Stevi datar, ia kembali menikmati makan siangnya di kantin rumah sakit.
Jennie dan Airin pun tampak tak peduli dengan keberadaan Stevi. Stevi tersenyum masam. Ia duduk tak jauh dari Ana.
"Siapa yang nyuruh lo duduk disitu?" tanya Ana dingin, tetapi Stevi tak memperdulikan itu.
Ana mengambil makanannya, lalu berpindah meja. Diikuti oleh Jennie dan Airin. Stevi lagi dan lagi tersenyum masam.
Tak lama pesanannya datang. Ia memakan makannya dengan khidmat.
Setelah beberapa lama, Ana, Jennie dan Airin sudah menyelesaikan makanannya. Mereka juga sudah membayar semuanya. Mereka akhirnya pergi, dengan Stevi yang terus menatap mereka.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi dini hari. Namun Ana tak kunjung tidur. Pukul 8 malam tadi, Jennie dan Airin berpamitan pulang. Alhasil sedari pukul 8 malam tadi, Ana hanya memainkan game di ponselnya, terkadang ia menonton TV.
Ceklek.
Pintu terbuka, menampilkan Aslan yang mengenakan kaos berwarna putih. Ana menelan air liurnya gugup.
"O-om ngapain disini?" tanya Ana, Aslan tersenyum tipis. Lalu mengelus rambut Ana.
"Saya mau nemenin kamu lah!"
"Gue mau tidur!"
"Mau kayak kemarin ga?
Ana langsung memejamkan matanya, pura-pura tidak mendengar ucapan Aslan. Pria itu terkekeh, lalu terduduk di sebelah Ana.
"Tenang, jangan panik!"
"OM ASLAN!!! PERGI GAK LO?!"
"HAHAHAHAHAHA!!!"
***
Mengetahui Ana belum pulang membuat Rina panik sendiri. Rina sedari kemarin terus memikirkan Ana. Adan kemarin sempat menenangkan, namun Rina sama sekali tidak tenang. Wanita itu malah berpikir yang tidak-tidak, ia takut terjadi sesuatu pada Ana.
Kini ia hanya memiliki Ana, yang menurut ia berpihak kepadanya. Ia membuka laptopnya, mencoba menyelesaikan pekerjaannya. Namun, ia tidak bisa, pikirannya terus menerus memikirkan keberadaan Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART (REMAKE) || END
Fiksi Remaja(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!) -------------------------------- #Heart series 1 Gadis cantik yang dibully karena dituduh ingin membunuh adik yang sekaligus adik kembarannya sendiri. Tidak ada satupun yang peduli. Semuanya malah semakin menyiksan...