25. ' HEART '

2.4K 118 0
                                    

Bara masuk begitu saja tanpa seizin Ana. Menarik Ana dengan tangan kanannya, dan menutup pintu apartemen dengan tangan kirinya.

Bara menjatuhkan Ana tepat dipangkuan nya. Gadis itu meronta, namun Bara semakin erat memeluk pinggang Ana.

"Anjing, bangsat! Lepasin gue!!!" sentak Ana, Bara menggeleng.

Hingga terlintas suatu ide, ia menyiku benda berharga Bara. Membuat cowok itu melenguh kesakitan, dan melepas Ana.

Dengan sigap Ana menjauh, mengambil tongkat bisbol yang berada di tempat payung. Mengambil ancang-ancang untuk memukul Bara.

Bara menahan rasa sakit itu, dan menatap Ana tajam. "Sialan lo, masa depan gue itu!"

"Keluar!"  ucap Ana, namun Bara tak mendengar kan.

"KELUAR!!!" bentak Ana, membuat Bara sedikit terkejut.

"Oke," ucap Bara. Ana menurunkan tongkat bisbol itu. Sepertinya ia salah tebak, Bara malah mengambil tongkat itu dan menaruhnya dibalik tubuhnya.

"Anjing lo!" umpat Ana, Bara terkekeh.

"Sekarang hobi nya mengumpat ya? Dulu setau gue lo lugu dan polos loh," ucap Bara. Ana menatap tak suka kearah Bara.

"Keluar lo dari sini," desis Ana. Namun Bara malah bersidekap dada.

"Lo tau apa yang lo lakuin semalam?"

Seketika pikiran Ana melayang ke kejadian semalam, ia menggeleng ragu. Bara terkekeh, lalu maju. Membuat Ana mundur, hingga ia menabrak dinding. Tangan Bara bertumpu pada dinding, ia mengukung Ana.

Pokoknya, lo harus sama gue! Lo punya gue Ana!  Batin Bara.

"Ini yang lo lakuin." Tiba-tiba Bara melumat bibir Ana dengan kasar. Membuat Ana memberontak, memukul-mukul dada Bara dengan brutal.

Kepalanya ia geleng-gelengkan ke kanan dan ke kiri. Bara menarik tengkuk leher Ana, memperdalam ciuman itu. Ana memberontak sangat kuat, membuat Bara sedikit kesusahan.

Dirasa napas nya habis, ia melepaskan ciuman itu. Lalu tersenyum miring, melihat bibir Ana bengkak karena ulahnya.

"ANJING LO!!!"  ucap Aslan yang datang dari arah pintu. Ia menonjok Bara dengan brutal, Bara yang tak terima pun membalasnya.

"STOP!!!"  teriak Ana, membuat keduanya memberhentikan aksi mereka.

"PERGI KALIAN! DAN LO, JANGAN PERNAH TEMUIN GUE LAGI!!!" ucap Ana menatap Bara. Bara tersenyum miring.

"Gimanapun caranya, lo bakalan jadi punya gue Ana. See you!"

Bara pergi, sedangkan Aslan hanya diam disitu. "K-kok lo bisa masuk?"

"Pintu kamu gak kekunci dengan rapat tadi," ucap Aslan dingin. Dengan mata yang menatap kearah bibir Ana yang membengkak, Ana berlari kekamar mandi.

Dan menyiram bibirnya dengan air, beberapa kali ia menggosok nya. Ia merasa jijik.

"Sudah, gak perlu kayak gitu." Ucap Aslan dari arah belakang.

Ana menoleh, menatap Aslan. Matanya berkaca-kaca, membuat Aslan mendekat dan mendekap Ana.

"Sudah, saya gak papa. Saya tahu kamu malu sama saya, saya gak papa." Ucap Aslan mengelus rambut panjang Ana.

***

Ana tiba diparkiran unit apartemennya, ia baru saja ingin menaiki motornya. Sebuah tangan mencekalnya. Ia menatap sang pelaku yang ternyata adalah, Bara.

"Lo bareng gue!"  ucap Bara, Ana menghentak-an tangannya. Cekalan itu terlepas.

"Gak!" ucap Ana, ia menaiki motor ninjanya. Bara ingin menarik tangannya, lebih dulu ia layangkan helm nya ke kepala Bara.

Setelahnya ia memakai helm itu dan pergi menjauh dengan motor nya. Membiarkan Bara yang tengah memegangi kepalanya karena kesakitan.

"Sialan!"

***

Seperti biasa, Bara berjalan di koridor sekolah dengan wajah datar dan dingin. Beberapa siswi membuka jalan untuk Bara, karena takut di caci maki oleh cowok itu.

"Nih, yang suka sama Ana! Yang katanya mau coba bunuh kembarannya!!!!"  ucap Sean, cowok yang sangat bermusuhan dengan Bara.

Bara memberhentikan langkahnya, kala Fazal—sahabat Sean menghadangnya. Bara menatap mantan sahabatnya itu dengan tatapan datar.

"Minggir!"  ucap Bara dingin, Sean menepuk bahu Fazal. Fazal yang mengerti itu langsung mundur.

"Lo tau kan gue suka sama Ana? Jangan deketin dia!"  desis Sean, Bara menepis kasar tangan Sean yang berada di pundak nya.

"Gak!"  ucap Bara, Sean menarik kerah seragam sekolah. Bara juga melakukan hal yang sama, hingga ketua OSIS datang. Melerai keduanya.

"Udah bangsat! Kalian dulu sahabatan! Kenapa masalah cewek aja diribetin anjir!"  lerai Naufal, keduanya melepas tangan mereka.

"Sudi banget," ketus Bara lalu pergi. Baru saja beberapa langkah berjalan. Ucapan Sean membuat ia memberhentikan langkahnya.

"Ana punya gue! Gue harap lo ngejauhin dia!"

Bara menoleh kebelakang, lalu menyunggingkan senyum miring. "Jangan harap!"

***

Ana menatap malas Pak Wahyu, kini guru itu tengah menginterogasi nya.  Ana memajukan badannya, menatap tajam Pak Wahyu.

"Bukannya lo mau nge-skors? Giliran gue pergi lo introgasi gue kayak gini," ucap Ana. Pak Wahyu diam, begitu juga dengan Bu Gendut.

Mata mereka beralih ke lengan Ana yang terdapat bekas luka cambukan. Bu Gendut menatap Ana, gadis itu malah berdiri.

"Lengan kamu kenapa Ana? Cerita sama ibu," ucap Bu Gendut dengan nada lembut.

"Jangan tanyain hal yang menurut gue gak penting! Kalaupun gue cerita, bukan lega tapi nambah beban! Jangan nanyain hal seperti itu, kalau kalian semua gak mau gue pecat!"  ucapan Ana membuat ketiga guru itu meneguk air liur nya kasar.

Pak Wahyu juga begitu, sepertinya ia lupa kalau saat ini. SMA KENCANA, telah berada ditangan Ana. Kekuasaan sekolah ini milik Ana.

Gadis itu melenggang pergi tanpa sepatah katapun. Meninggalkan ruangan laknat ini, saat baru saja keluar. Tiba-tiba ulu hatinya merasakan sakit yang luar biasa.

Ana berusaha tetap biasa saja, namun ia tak bisa. Rasa sakit itu semakin melanda, ia berusaha berjalan. Mengabaikan tatapan mereka, hingga ia rasanya tak kuat menahannya.

Ia terjatuh, dengan tangan yang meremas ulu hatinya. Meringis kesakitan, membuat siswa dan siswi yang berada dikoridor menatap heran Ana. Tak ada satupun orang yang menolongnya.

"Ya Allah, sakit banget!" gumam Ana, hingga seseorang mengulurkan tangannya. Ana tahu siapa pelakunya, Felix terdiam.

"Gue bantu!"

"No, thanks!"  ucap Ana, lalu berdiri. Menahan rasa sakit yang luar biasa, ia melangkahkan kakinya menuju UKS. Sepertinya ia butuh sedikit istirahat.

***

TBC

Okey, ini akan menjadi part tergaje😬

Jangan lupa untuk taburkan bintang-bintang manjahhhhh dan tinggalkan jejak di kolom komentar 🐾🤗❤️✨

5 bagian menuju ending! Siapkan mental kalian!!!!

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang