21. ' HEART '

1.8K 114 0
                                    

Ana menatap datar Sigit yang kini berada dihadapannya. Niatnya Ana ingin bersantai di kafe dan menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tapi ia malah berpas-pasan dengan Sigit.

"Dimana mamah kamu?"  tanya Sigit, terdengar nada suaranya yang emosi.

"Buat apa nanya mamah?"  Ana Bali bertanya, Sigit menunjukkan sebuah undangan pernikahan.

"Oh," ucap Ana. Membuat Sigit emosi, pria itu mencengkram dagu Ana. Ana dengan sigap menepisnya.

"Kenapa? Lo emosi?  Cemburu? Telat goblok! Mamah pantas sama Papah Adan! Bukan sama lo! Tua Bangka, brengsek!"

BUGH!

Sigit melayangka tinjuan ke pipi Ana. Membuat kepala gadis itu tertoleh ke samping, badannya ikut terhuyung kesamping.

"Cih, emang kenyataannya! Selain brengsek, lo juga tukang selingkuh! Lo juga bukan Ayah yang baik!"

Deg.

Seperti ada ribuan jarum yang menusuk hati Sigit. Pria itu menatap Ana. Sedangkan gadis itu melenggang pergi.

***

Ana melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, ia menatap serius jalanan didepannya. Hanya ada lantunan suara musik didalam mobil itu.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, menampilkan panggilan video dari Jennie. Ana mengambil ponselnya, mematikan musik terlebih dahulu. Kebetulan mobilnya sedang berhenti karena tengah lampu merah.

Ana menggeser tombol hijau keatas. Menampilkan wajah Jennie dan Airin yang berada di ponselnya. Ana menaruh ponselnya, di dashboard mobil.

"Apa?" tanya Ana, ia kembali menjalankan mobilnya.

"Masa tadi—"

"Kita liat monyet sama Langit dirumah sakit! Sekitar 2 jam yang lalu,"  ucap Airin memotong ucapan Jennie disebrang sana.

Ana yang paham maksud 'Monyet' yang dimaksud Airin pun langsung memutar bola matanya malas.

"Urusannya sama gue apa?"

"Ya kita kepo, dia sakit apa?"

"Sakit jiwa maybe," sahut Ana santai. Membuat Jennie dan Airin disebrang sana tertawa kencang.

"HAHAHAHAHAHA! SA'AE LO!"

"Lo lagi dimana Sun?"  tanya Jennie. Ana menatap sekilas layar ponsel yang menampilkan wajah Jennie.

"Jalan."

"Gak ngajak-ngajak lo!"

"Gue check up biasa!" sahut Ana, kedua sahabatnya diam.

"Belum dapet donor Sun?"  Ana menoleh, tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya.

"Semoga dapet ya Sun! Kita selalu dukung lo! Bukan cuman lo aja Abang gue Aslan, Bang Alex bakalan dukung lo! Ngasih lo support! Semangat!"

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang