10. ' HEART '

1.4K 102 0
                                    

Setelah libur yang cukup panjang, kini para siswa dan siswi dipertemukan lagi dengan hari Senin. Hari yang sangat dibenci para siswa-siswi.

Bel sudah berbunyi 3 menit yang lalu, namun Ana masih berada dikelas nya. Mencari sebuah topi sekolahnya, ketiga sahabatnya sudah turun terlebih dahulu kebawah karena Ana yang menyuruh.

"Mana ya? Kayak nya aku lupa bawa deh, aduh ceroboh banget sih kamu An?!" 

"Biarin lah! Dihukum, dihukum situ!" Ana keluar dari kelasnya yang terletak dilantai 3, koridor lantai 3 ini sangatlah sepi. Karena mereka sudah berbaris rapih dilapangan, hingga seseorang menarik pundak Ana dengan kasar.

Membuat Ana tertarik ke belakang, ia menatap Ina sang pelaku yang kini tengah menatap nya.

"Lo rebut semuanya Ana!"

PLAK!!!

Tamparan yang kencang mendarat di pipi mulus Ana. Ina mengeluarkan sebuah pisau yang berukuran sedang dari saku rok nya. Ana yang melihat itu seketika membulatkan matanya.

"K-kamu m-mau ngapain Ina?"

SRET.... CUR....

Ina menggoreskan pisau tajam itu tangannya dengan sangat panjang, dan darah menetes jatuh. Ana mendekati saudara kembarnya itu, namun Ina malah mengancam akan melakukan hal lebih.

Ana menurut, bodoh! Ina langsung tersenyum miring. Dengan brutal ia menyayat kedua tangannya dan jarinya. Membuat Ana membulatkan matanya, ia hanya terdiam kaku ditempat.

Hingga, sebuah tusukan yang sangat kencang mendarat di perut bagian kanan Ina.

JLEB

Ina meringis sebentar, lalu berusaha berjalan kearah Ana. Menaruh pisau yang tadi ia gunakan, setelah itu Ina jatuh pingsan.


Ana menggeleng, ia menjatuhkan pisau yang berada ditangannya. Teriakan Mentari membuat semua yang berbaris dibawah menatap keatas, lantai 3.

Para guru berusaha menenangkan barisan upacara yang kini mulai ricuh. Ada yang langsung menghampiri Mentari, ada juga yang berbincang. Suasana mendadak kacau, hingga kini mereka tengah mengerubungi Ana yang didepannya tergeletak Ina bersimbah darah.

Guru-guru yang baru saja datang dibuat terkejut, mereka menatap Ana kecewa. Tapi Bu Gendut selaku guru BK dan Pak Botak selaku guru olahraga menatap kearah Ana penuh tanda tanya.

"Gak mungkin Ana yang melakukan kan pak?"  tanya Bu Gendut ke Pak Botak. Pak botak menganggukan kepalanya.

"Untuk apa Ana melakukan seperti itu kemurid yang sangat manja?"

"HARAP TENANG!!!! TOLONG PANGGIL AMBULANS!!!"  teriak Bu Gendut garang, membuat semua guru dan murid diam. Pak gendut memanggilkan ambulans untuk pertolongan Ina lebih lanjut.

"HUU!!!! DASAR PEMBUNUH!!!"

"MUKA NYA DOANG POLOS!!!"

"PEMBUNUH!!!"

"ANA PEMBUNUH!!!!"

Semuanya menyoraki Ana, sedangkan Ana menatap keempat orang yang berdiri di sebrang. Tunjung, Dion, Kasa dan juga... Langit menatap kearah Ana dengan tatapan kecewa, Ana menggelengkan kepalanya.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang