"Ana, lo kenapa gak masuk tiga hari ini? Kita samperin ke rumah lo juga lo gak ada," ucap Tunjung begitu heran. Stevi, Lala dan Kila mengangguk setuju. Sedangkan Dion dan Kasa menunggu apa yang akan diucapkan Ana.
"Aku gak enak badan, aku ada di rumah kok! Dikamar mulu, sekalian hibernasi. Tiga hari ini sering hujan juga kan," ucap Ana dengan nada ceria. Keenam sahabat Ana tak begitu mempercayainya, mereka terpaku pada pipi Ana yang tampak membiru keungu-unguan.
"Pipi lo kenapa?" tanya Kila yang paling penasaran. Ana memegang pipinya yang sebelah kanan, apakah ia kurang tebal memakai foundatian bedak nya?! Sampai-sampai keenam sahabatnya masih melihat pipinya yang biru keunguan.
"Hah? Kenapa?"
"Kek ada—"
KRING!!!!
Bel masuk berbunyi, membuat ucapan Lala terpotong. Ana dapat menghela nafas lega, Stevi, Lala dan Kila berpamitan kepada Ana untuk ke kelas.
Sedangkan Tunjung, Dion dan Kasa memperhatikan gerak-gerik Ana. "Lo dipukulin lagi?" tanya Kasa. Ana hanya diam ia menyiapkan buku catatannya, "apa sih motifnya?" tanya Dion.
Ana lagi-lagi hanya diam, ia bahkan berpura-pura tak mendengar ucapan kedua sahabatnya. Tak lama guru masuk dan mulai menerangkan pelajaran, fokus Ana tertuju kepada guru yang menerangkan.
Sedangkan ketiga sahabatnya, tidak. Mereka terus memperhatikan Ana.
***
Ana memasuki kafe yang berada disekitar sekolahannya. Disini tempat ia bekerja, ia segera berganti pakaian di toilet. Ia disini bekerja sebagai koki yang memasak menu makanan di kafe.
"Halo Ana!" sapa gadis cantik bernama Dela. Ana membalas sapaan tersebut dengan senyum manis. Ia memasak berbagai pesanan menu.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Ana sangat lelah sekali. Belum lagi nanti ia akan membantu membersihkan barang-barang didapur.
" An kalau capek pulang aja, nanti kami yang bersihkan barang An didapur," ucap Dela dengan riang. Ana menggeleng, ia menatap Dela dan yang lainnya. 'An' adalah panggilan khusus Ana di kafenya dan tempat-tempat ia bekerja.
"Gak, aku mau bantu kalian. Ayo lanjut lagi," ucap Ana riang. Ia mengambil pel 'an' nya dan membersihkan lantainya degan semangat.
Setelah hampir satu jam berberes akhirnya kini semuanya diperbolehkan pulang. Ana melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 23.30 malam, semua temannya sudah pulang.
Ana melangkahkan kakinya menuju mini market yang masih buka, ia membeli berbagai jenis biskuit, dan juga berbagai jenis susu. Setelah itu, Ana keluar dan berjalan kaki. Baterai ponselnya sudah mati total, hal itu lah yang membuatnya berjalan kaki menuju apartemennya.
"ANA!" panggil seseorang membuat Ana menoleh. Mendapati Zhellan yang sedang berada diatas motor ninja nya. Zhellan menjalankan motornya mendekati Ana.
"Sendirian aja? Lo kok jalan? Abis darimana? Kok jam segini masih diluar? Masih pake baju seragam pula?" berbagai pertanyaan terlontar dari mulut Zhellan.
"Kerja, aku duluan ya Zhel. Hati-hati!" ucap Ana, baru saja Zhellan ingin berbicara. Ana sudah berjalan dengan langkah lebar, terlihat sekali bahwa gadis itu menghindari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART (REMAKE) || END
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!) -------------------------------- #Heart series 1 Gadis cantik yang dibully karena dituduh ingin membunuh adik yang sekaligus adik kembarannya sendiri. Tidak ada satupun yang peduli. Semuanya malah semakin menyiksan...