29. ' HEART '

3.7K 147 0
                                    


Ana tak peduli dengan tatapan sekitar, ia terus melangkah dengan angkuhnya. Membuat beberapa siswi mencibir, ditambah lagi dengan Bara dan Sean yang mengikuti nya dari belakang.

Siapa yang tidak kenal Bara dan Sean? Kedua cowo bandel, yang hobinya keluar masuk club' malam. Dan juga anak geng motor, baru-baru ini mereka dikabarkan bermusuhan karena permasalahan wanita.

Bara dan Sean mengikuti langkah Ana, sebenarnya mereka tadinya diamuk oleh Ana karena telah berisik. Tapi tak lama kemudian, keduanya di suruh ikut oleh Ana.

Dengan alasan gadis itu ingin ia merekam semuanya yang akan ia rencanakan hari ini. Ana memberhentikan langkahnya, lalu berbalik. Menatap kedua cowo jangkung ini.

"Lo atur CCTV lantai 3 IPA yang deketan sama gudang, dan lo Sean atur CCTV yang nyorot ke lapangan, dan juga yang nyorot lantai 3 IPA Deket gudang itu dari lantai 4 IPS ngerti?" tanya Ana, keduanya mengangguk patuh.

"Gue bantu!" ucap Lingga yang baru saja datang. Ana menatap sekilas Lingga.

"Gak, lo—"

"Gue gak papa, ada Felix, Zhellan sama Efran juga kok!"

Ana menghela nafas panjang, lalu menganggukkan kepalanya. Ia memasuki lapangan basket, dan duduk disalah satu tribun.

Ia memakai earphone nya, menyalakan musik kemudian memejamkan matanya. Tanpa sadar seseorang datang, dan menaruh yogurt kesukaan nya.

Merasa ada pergerakan ia melihat ke sebelah, ia diam. Menatap yogurt itu, tidak ada yang tahu ia menyukai yogurt rasa strawberry kecuali Langit.

Ia melihat siluet Langit yang tengah bersembunyi disalah satu ruangan, ia melepas earphone nya dan menaruhnya disaku rok. Ia menghela nafas panjang, mengambil yogurt itu.

Membuat seseorang tersenyum, namun senyumannya seketika luntur. Kala Ana yang membuang nya kedalam tong sampah.

"Gak usah repot-repot! Gue udah gak suka sama yogurt sialan itu!"

***

Langit menatap bangku taman sekolah, tempat dulu ia bertukar cerita dengan Ana. Ia duduk di bangku itu, menoleh ke sisi kanan. Membayangkan Ana, dulu gadis itu sering bercerita tentang banyak hal.

Namun, kini sudah tidak. Atensinya menangkap Ana yang tengah meremas perutnya. Membuat ia mengerutkan keningnya, wajah gadis itu terlihat menahan sakit.

Tak lama Ana melepaskan tangannya, wajahnya terlihat sangat lega. Hingga pandangan mereka bertemu, Langit dan Ana terdiam. Gadis itu melirik bangku sebelah Langit. Hingga kembali ke cowok itu.

Keduanya merindukan masa-masa itu, dimana keduanya masih bahagia. 3 tahun, adalah waktu lama. Keduanya sudah saling mengenal sifat masing-masing.

Ana memutuskan tatapan mereka, lalu melenggang pergi. Langit tersadar akan sesuatu.

"Sadar bodoh! Dia pembunuh!"

***

Ana menatap kedua cowok yang berebut tempat duduk disebelahnya. Bara dan Sean sedari tadi merebutkan posisi duduk bersebelahan dengan Ana, akhirnya ia menarik lengan Bara dan Sean dengan kuat.

Bara terduduk disebelah kanan Ana, dan Sean terduduk disebelah kiri Ana. "Geseran!" ketus Ana, membuat Bara dan Sean mengatur jarak mereka dari Ana.

Zhellan memutar kedua bola matanya malas, ia tak lama menatap Ana. Memperhatikan wajah cantik gadis itu, "kalian gak sekolah apa?!" tanya Ana, Bara, Sean, Zhellan, Efran, dan Felix mengangguk-an kepalanya.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang