16. ' HEART '

1.8K 107 1
                                    

Rina kini menatap unit apartemen yang berhadapan dengan unit apartemen Ana. Ia sengaja membeli apartemen yang berhadapan dengan anaknya, agar ia bisa memantau aktivitas Ana.

Ia memasukkan koper-koper yang ia bawa dari kamarnya. Saat Sigit dan jalang itu melakukan suatu hubungan terlarang, Rina di bantu dengan Bi Siti mengemas pakaian dan barang-barang Rina.

Rina juga menaruh surat perceraian yang sudah ia tanda tangani dan juga sepucuk surat di nakas. Ia menghela nafas panjang, ini saatnya ia mengubah hidupnya.

Ia akan bebas sebentar lagi. Tidak ada kekangan oleh Sigit, tidak ada tamoaran yang diberikan Sigit. Ia yakin, sebentar lagi. Sebentar lagi ia akan bebas.

Tiba-tiba saja unit dihadapannya, tepatnya unit anaknya terbuka. Menampilkan sosok Ana yang tengah terbalut dengan pakaian santai, Ana sedikit terkejut dengan kehadiran mamahnya yang membawa banyak koper.

"Halo sayang?"  sapa Rina ramah, Ana hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

"Ngapain?"  tanya Ana, Rina tersenyum. Sepertinya anaknya ini mulai berubah, berubah menjadi pribadi yang tidak banyak bicara seperti dulu jika bersamanya.

"Mamah pindah kesini sayang," ucap Rina. Ana sedikit mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?"

"Mamah dan papah akan berpisah sebentar lagi." Ucap Rina sembari tersenyum. Membuat Ana membulatkan matanya dan wajah nya terkejut, sebelum akhirnya ia kembali menetralkan raut wajahnya. Ia menganggukkan kepalanya singkat, lalu melenggang pergi.

Namun, Rina terlebih dahulu mencekal tangan Ana. Membuat gadis itu memberhentikan langkahnya. "Kamu mau kemana?"

"Jalan," ucap Ana singkat. Lalu melepaskan cekalan Rina, lalu melenggang pergi. Membuat Rina tersenyum kecut, Ana benar-benar berubah sekarang.

Rina mengakui kesalahannya dulu, ini salahnya. Salahnya karena ia lebih takut terhadap Sigit, ia takut akan ancaman Sigit. Sehingga ia membiarkan Ana dipukuli dan dicambuk oleh Sigit.

Sepertinya toxic dikeluarga mereka adalah Ina. Anaknya itu mengadukan hal yang tidak-tidak ke Sigit, saat itu posisi Sigit saat sedang letih-letihnya. Akhirnya  Sigit kesal berujung memukuli Ana dan mencambuknya, lama kelamaan Sigit semakin membenci Ana hingga berlanjut sampai sekarang.

Rina memijit keningnya pelan, lalu memencet tombol password apartemennya. Dan masuk, meletakkan barang-barangnya kedalam.

***

Ana kini tengah melajukan motor ninja nya dengan kecepatan sedang. Kini ia tengah berhenti karena lampu lalu lintas yang berwarna merah.

Pikirannya masih terekam ucapan Rina yang mengatakan berpisah dengan tua Bangka itu. Artinya mereka akan bercerai? Ana menghela nafas panjang, buat apa ia memikirkan itu?

Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia berhenti disebuah mini market. Ia memasuki mini market tersebut dengan wajah datar, kehadiran Ana membuat penghuni mini market ini terdiam.

Mereka terpana akan kecantikan dan aura Ana. Namun Ana hanya diam, ia mengambil keranjang nya. Lalu menuju rak-rak berisi makanan ringan. Ia mengambil beberapa, dan menuju ke kulkas berisi berbagai macam minuman. Ia mengambil yogurt, susu, dan masih banyak lagi. Dan juga ia mengambil beberapa kemis eskrim.

Lalu membayarnya, namun saat menuju ke kasir. Seseorang menabrak nya, untung saja keranjang yang ada di tangannya tidak jatuh. Ia menatap datar sang pelaku yang ternyata adalah Joko pentolan IPS'5 disekolahnya.

HEART  (REMAKE) || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang