1. Satu Kesempatan

33.4K 1.4K 14
                                    

Haiiiii....
Mau upload beberapa Draft yang sudah dikerjain.
Semoga kalian sukak yaaa...
Selamat Membaca
Dukung dengan klik bintang ya Man teman...
Luv💙

******






"Ja- jangan.....jangan pergi..."

Bisik Aya perlahan, bahkan ia tak yakin apakah Andro  bisa mendengarnya.

Perlahan tangannya  melingkar memeluk pinggang dan bersandar dipunggung tegap itu.

Ia tak berani menatap langsung wajah Pria yang sangat ia cintai itu.

Ia takut akan ekspresi yang terpancar diwajah itu yang akan langsung menghancurkan hatinya saat itu juga.

"Sebentar saja Ay....." Bujuk Andro mencoba menenangkan Aya. Ia sudah diburu waktu.

"Aku mohon....kali ini....Jangan pergi...." Suaranya semakin lirih, ia tak mau mengalah lagi. Ia sudah lelah menjadi pilihan.

Andromeda membalik posisinya, kini ia menunduk lalu mengangkat dagu Aya, sambil tersenyum, meskipun raut cemas jelas terlihat diwajahnya.

"Sebentar saja Aya....aku harus buru buru....". Meskipun Andromeda melepas tangan Aya dengan lembut tapi Aya bisa merasakan ketergesaan Andro.

Deringan terdengar lagi di handphone Andro.

"Ya, aku segera datang.....".Andro memasukkan handphonenya ke dalam saku celana. Wajahnya terlihat sangat panik.

Aya menatap  Andromeda dengan pilu, selama ini ia tak pernah memohon agar Andro jangan pergi, selama ini ia tak pernah menunjukkan kelemahannya di depan Andro.

Karena ia tau posisi dirinya di hati Andro, tapi kali ini lelah. Ia terlalu lelah.

Usapan terburu buru diberikan Andro dipuncak kepala Aya. Meskipun ia sedikit terkejut melihat Aya yang menatapnya dengan berbeda. Tak pernah Aya seperti ini.

Tapi ia tak sempat memikirkan hal itu, ia harus segera menuju rumah sakit.

Andromeda  meraih kunci mobil digantungan dekat Pintu lalu berlari  keluar.

Sekuat tenaga Aya menahan air matanya. Ia mengepalkan kedua tangannya sekuat tenaga. Menghalangi keinginan untuk berteriak dan meraung raung melampiaskan kesedihan hatinya.

Ia terdiam, tubuhnya seakan terpaku erat ke lantai granit yang dingin.

Seluruh tubuhnya seolah tak bertenaga untuk melakukan pergerakan sekecil apa pun. Dan jika ia bergerak, ia bahkan percaya jika tubuhnya akan hancur.

Aya menunduk, bahunya meluruh, kini saatnya ia harus mengakui, ia kalah.

Selesai sudah perjuangannya.

Meskipun pahit, ia harus  melepaskan...ya ia harus segera menyelamatkan hidupnya. Hidup yang seharusnya bahagia bersama suami yang sangat dicintainya.

Sementara dengan debar hebat, Andromeda melewati pintu rumahnya,yang ia tak tau adalah, ia telah melewatkan kesempatan terakhirnya....

Andromeda meneruskan langkahnya menuju carport memasukkan kunci mobil dengan tangan gemetar, begitu mesin menyala ia melajukan mobilnya.

Sebelum mobilnya berbelok digerbang pagar, sekilas ia melihat spion yang menampakkan teras depan rumahnya..

Kosong....

Ia tak melihat Aya diteras, biasanya Aya akan terus berdiri disana sampai ia pergi. Tapi kali ini tidak ada.

Ada yang berdering dikepala Andro, seperti mengingatkan apa yang dilakukannya ini salah.

Andro meremas stir mobil dengan keras. Hatinya sangat gelisah.  'maaf  Aya, kali ini saja...aku berjanji ini yang terakhir...' Bisiknya dalam hati.

Bunyi deringan kembali terdengar, Andro menekan gas agar mobilnya dapat melaju dengan kencang.



*******

Whoaaa...
Semoga kalian penasaran yaaa..
Biar mau terus nungguin ceritanya
Diusahakan upload seminggu 3 kali...
Makanya kasih semangat ke aku ya..
Hehehe...

Yang Terbaik  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang