37. Be Mine (Again)?

11.8K 1K 45
                                    

Haiiii...
Masih terus Menunggu kelanjutan cerita ini? 🥰

Vote dulu ya...😘😘⭐⭐💜

Jangan lupa komen yang banyakkkk....🥰🥰

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee

.
.
.
.


"Kamu hebat Ay, selalu hebat dari dulu..."

Aya menoleh ke arah Andro.

"Kamu ngga akan kesulitan untuk melakukan apa pun...termasuk untuk hidup tanpa aku..."

Andro akan memulai pembicaraan mereka.

Aya memalingkan wajahnya lagi.

"Tapi aku kesulitan hidup tanpa kamu Ay. Payah ya?"

Andro tertawa kalah. Ia tak malu mengakui kekalahannya.

"Kamu wanita luar biasa, Ay. Aku bertanya-tanya Apakah masih ada tempat untuk ku? Atau lebih tepatnya apakah aku masih berguna jika berada di dekatmu?"

Andro menekuri mug yang digenggamnya. Mencari kehangatan agar hatinya yang terasa pilu.

Suasana kembali hening. Aya terdiam tak menjawab pertanyaan Andro.

Dan Andro tau itu bukan pertanyaan yang mudah untuk di jawab. Ia sangat memahami hal itu dan membiarkan pertanyaannya berlalu bersama angin yang berhembus di hening nya malam.

Ia membiarkan Aya memikirkan pertanyaannya, dan ia yakin Aya masih butuh ruang sendiri untuk memikirkan kembali bagaimana masa depannya dan anak-anak. Itu yang terpenting bagi Andro.

"Lima tahun aku mencari kamu Ay, dan setiap malam aku berdoa agar bisa bertemu...."

"Dan Tuhan kasih jawaban lebih dari yang aku inginkan. Selain bertemu kamu, Dia juga beri aku Tama dan Lian...". Andro tak dapat menahan haru yang menyeruak.

"Jika Lima tahun aku bisa tahan untuk terus mencari kamu, aku ngga keberatan menunggu jawaban kamu berapa lama pun itu..."

"Aku akan berjuang, agar bisa bersama kamu dan anak-anak Ay..."

"Hidupku hanya untuk kamu, Tama dan Lian, itu saja. Aku sudah sangat bahagia..."

Andro memosisikan tubuhnya menghadap Aya. Ia belum puas memandang istrinya itu. Sejak bertemu ia tak punya kesempatan untuk dapat puas menatap Aya yang Lima tahun ini ia cari-cari.

"Ay...."

"Aya...." Panggil Andro sekali lagi. Tapi Aya hanya menunduk, dan Andro tak keberatan. Ia berusaha berbesar hati.

Ia layak ditolak, mungkin juga Aya tidak suka nama itu lagi. Nama sayang yang ia beri untuk ibu dari anak-anaknya itu.

"Jangan memaksakan diri untuk menerima aku saat ini, berpikirlah lagi, pastikan semua keputusan kamu adalah yang terbaik buat dirimu dan anak-anak. Aku akan menerima apa pun keputusan kamu Ay.."

Andro tetap menatap Aya, meskipun tak bisa leluasa melihat wajah yang sangat dirindukannya itu, ditambah lagi temaramnya lampu teras. Tapi Andro cukup puas. Aya tak mengusirnya pergi.

Tapi Andro cukup tau diri, sudah malam dan Aya terlalu baik untuk menyuruhnya pulang.

Sebaiknya ia sendiri yang berinisiatif. Andro meneguk minumannya yang tidak panas lagi.

Andro bangkit dari kursinya. Aya tak bergeming, tetap menekuri lantai.

"Terima kasih buat hari ini Ay, maaf kalau membuat kamu nggak nyaman dengan kehadiranku.."

Yang Terbaik  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang