32. Tied

11.3K 1.1K 71
                                    

👀

Hai😊😊

Aku cuma minta Vote dan komen ya,

Terima kasih yang sudah komen di Cerita
Jejak Yang Tak Hilang.
Bikin aku hepi banget..🥰🥰🙏

Selamat membaca😊
Luv💜Octoimmee
.
.
.
.

Andro mengamati ruang keluarga dimana ia telah duduk. Tadi Lian putrinya menarik Andro untuk segera masuk. Ia tak sabar menunjukkan koleksi buku ensiklopedia anak miliknya.

Meski ia masih ingin berdua dengan Aya, tapi ia juga tak bisa mengabaikan putrinya yang baru saja ia tahu keberadaannya itu. Rasa hangat kembali menjalari hatinya karena tangannya menggenggam tangan mungil buah hatinya, darah dagingnya sendiri.

Dan ditangan yang lain Lian menggandeng Aya. Air mata bahagia kembali jatuh, Lian berada diantara dirinya dan Aya. Seharusnya dari dulu, seharusnya dari dulu ia merasakan ini, kebahagiaan dalam satu keluarga sempurna dan utuh.

Dan disinilah Andro berada diantara tumpukan buku-buku dengan warna-warna cerah dan gambar-gambar menarik mulai dari hewan, tumbuhan,ruang angkasa, manusia, dan masih banyak lagi.

Sementara pemilik buku-buku ini, sedang disuruh mandiri sore oleh mamanya.

Bibir Andro tersenyum, seperti ini lah rumah yang di idamkannya, anak-anaknya berlarian, diinterupsi dengan teguran-teguran dari Aya, aroma masakan, teriakan protes, suara gema lantai akibat kaki-kaki kecil yang berlarian, suara pintu yang ditutup dengan keras, keributan yang menyenangkan.

Andro merasakan suasana hangat dan nyaman. Ruang keluarga dengan televisi besar dan dikelilingi rak rak buku berisi berbagai macam buku bacaan.
Ia jadi tau bagaimana Tama dan Lian menjadi pintar. Dan pastinya Aya yang merancang semua ini.

Andro mencium aroma manis di udara. Aroma yang sudah lama ia rindukan. Ah, beruntungnya kedua anaknya mendapat seorang ibu seperti Aya. Apakah dirinya masih bisa berharap menjadi suami yang beruntung juga?

Apakah Aya masih menjadi miliknya?.

Ia yakin surat gugatan Aya tak lagi muncul. Ia sudah menyuruh pengacaranya untuk melakukan berbagai cara agar gugatan Aya tidak bisa membuat mereka bercerai. Andro tidak mau

Yang sangat mengganggu nya adalah Tara, pria yang kini berada di dapur bersama Aya.

Andro sungguh gelisah, matanya mencari-cari tanda yang bisa menunjukkan siapa Pria ini.

Bagaimana Anak-anaknya memanggil Tara Ayah?. Foto-foto di dinding tidak menunjukkan siapa Tara, karena hampir semua foto adalah foto Tama dan Lian sejak bayi hingga sekarang.

"Papa....ayo kita makan...." Lian yang baru saja selesai mandi berlari ditangga dan menghambur ke arahnya.

"Li pelan-pelan nak...." Suara Aya dari dapur terdengar menegur putrinya itu.

"Iyaaa...Lian hati-hati kok Maa.." Balas Lian sambil melingkarkan tangannya di leher Andro. Gadis kecil itu terkikik-kikik di leher Andro yang juga ikut tersenyum.

"Lian...sisir dulu rambutnya..." Seru Tama. Ia turun membawa sebuah sisir dan ditangan lainnya membawa handuk kecil.

"Hmm..yuk sisir rambut dulu..." Ajak Andro.

Lian dengan patuh duduk dipangkuan Andro.

Tama dengan sabar menggosok rambut adiknya, dan Lian duduk diam sambil memainkan jari-jari Andro.

Yang Terbaik  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang