23. JERAT

9.8K 949 47
                                    

👀

Ehm..cuma mo bilang

Kasih bintang dulu ya..

Trus bacanya di tempat tidur aja kalo bisa.

Ehm..

Kata Kak Andro,dia kok deg-deg an ya?, kek banyak yang nyari gituu..  👀

Itu aja, met baca gaes..
.
.

Luv💜Octoimme
.
.
****

JERAT

Gani sebenarnya mual berada disini. Berhadapan dengan dua orang yang sangat ia benci.

Hanya saja pemandangan di depannya ini sangat menarik. Satu wajah menunjukkan raut puas dan antusias, satu lagi datar tak terbaca.

Mereka akhirnya bertemu di sebuah restoran dan memilih ruangan privat.

Ia tau pembicaraan ini akan menguras emosi semua orang. Terlebih dirinya yang lebih banyak tau situasi yang menghubungkan mereka berempat.

Ia tak tau bagaimana sikap calon suami Nasya ini, tapi ia tau betul bagaimana temperamen calon mantan istri nya itu. Dan ia juga tau pria itu tak kalah brengsek dengan dirinya.

Gani ingin tau, bagaimana reaksi pria itu jika ia mengatakan ia tahu dimana Aya berada?. Bagaimana wajah bajingan ini jika ia menunjukkan foto Aya yang sedang hamil?.

Ingin sekali Gani tertawa terbahak-bahak di depan wajah pria itu. Pria yang dulu juga ia pecundangi dengan merebut Nasya. Hah!!

"Jadi Kamu setuju kita bercerai...?". Gani terkekeh, tak ada lagi panggilan Mas disematkan baginya.

"Dengan syarat dan ketentuan...".Ucap Gani datar.

"Adelle tetap men....."

"Semua harta semenjak menikah dengan kamu, aku serahkan semua sama kamu..." Potong Gani tak sabar. Ia tahu, sangat tahu tujuan Nasya menahan Putri mereka.

Nasya terdiam, seolah mendengar sesuatu yang ia tak duga.

"Ba-bagaimana?". Nasya tergagap mendengar ucapan Gani yang diluar prediksinya.

Gani mencibir, ia sudah menduga pernyataannya akan menarik perhatian Nasya.

Kini lihatlah perempuan yang dulu sangat ia gilai lalu belakangan sangat membencinya, bahkan tak jarang mengabaikan panggilan teleponnya, tiba tiba menaruh perhatian terhadap ucapannya.

Gani menyimpan geram dalam hati. Harta membuat apa pun bisa berubah, apalagi bagi Nasya. Gaya hidup hedonis menguasai setiap tetesan darah dalam tubuhnya.

Gani sungguh muak dengan kebodohannya dulu. Cinta membutakan akal sehatnya.

Hanya keberadaan Cessa yang menjadi satu satunya hal baik yang terjadi diantara mereka.

"Rumah, Apartemen, tanah, salon mobil, bengkel aku serahkan semua..." Gani menatap Nasya tajam.

Tanpa sadar Nasya membiarkan ekspresi senangnya terbaca oleh Gani, tapi tak lama kemudian Nasya sadar lalu buru buru memasang ekspresi datarnya kembali. Gani semakin geram.

"Setiap bulan aku punya hak mengajak Cessa menginap dirumah ibu dua hari, setiap liburan panjang sekolah aku berhak mendapat satu minggu penuh bersama Cessa..kapan saja aku mau menemui Cessa jangan dihalangi, aku akan memberikan ponsel pada Cessa dan dia kapan saja boleh menghubungi aku dan aku menghubungi dia, biaya bulanan Cessa tetap aku kirim seperti biasa.."

Yang Terbaik  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang