39. Closure

10.5K 992 29
                                    


Haiiii

Sudah pada nungguin?😊😊😊

Selamat membaca yaaaa...

Jangan lupa Vote

Dan Komen  yang banyak juga dong 🤗🤗

Luv💜Octoimmee










Andro menarik wajahnya perlahan begitu Aya berhenti menyambut bibirnya. Deru nafas mereka masih jelas terdengar. Andro menatap wajah Aya dengan penuh damba, seolah belum rela jika harus berhenti.

Tapi begitu melihat sorot mata Aya yang masih memancarkan banyak pertanyaan, membuat Andro mengerti jika mereka harus bicara menuntaskan semua.

Perlahan Andro mengecup kening Aya cukup lama, mencoba menenangkan Aya, lebih tepat menenangkan dirinya sendiri. Jantungnya bertalu lebih cepat dari seharusnya. Mencoba mengatur nafasnya kembali, agar kabut dikepalanya segera hilang.  Sejak dulu jika ia menginginkan Aya selalu membuatnya lepas kendali.

Ia beruntung sampai saat ini Aya tak menolak untuk tetap dalam pelukannya.

Mungkin ini terlalu cepat, harusnya ada tahap demi tahap dimana mereka harus menjajaki ulang, tepatnya  Aya yang harus menjajaki ulang, karena dirinya tak pernah ragu untuk memulai lagi dengan Aya.

Dibelainya punggung Aya dengan lembut mencoba membuat Aya merasa nyaman kembali dengan dirinya.

"Maaf kalau kamu nggak nyaman Ay.." Bisik Andro lembut.

"Tapi aku ngga minta maaf untuk ciuman kita, aku tidak bisa tahan, kamu bikin aku gila Ay, pengaruh kamu sehebat itu terhadap seluruh diriku.." Andro mengerang

"Hati dan tubuh ku jelas memuja kamu Ay...". Tangan Andro membelai ringan wajah Aya, ia berbisik mengungkapkan ridunya.

Seluruh indera Aya meremang, Tidak tau kah Andro jika ucapannya membuat degup jantungnya menjadi tak beraturan kembali?.

Tidak tau kah Andro jika hangat nafas nya yang membelai wajah, telinga dan lehernya membuat kakinya lemah.

Aya tanpa sadar mengeratkan rematan tangannya di kemeja Andro.

"Ijin kan aku pelan-pelan meraih hati kamu lagi Ay..."
Kini Andro mengangkat dagu Aya, membuat wanita cantik itu mau tak mau menatap Andro.

"Kali ini, izinkan aku yang berjuang..." Bibir Aya yang terbuka membuat Andro menahan geram.

"Kamu diam saja, lihat aku yang akan mengejar-ngejar kamu..." Konsentrasi Andro buyar, aroma Aya dan wajahnya yang polos membuatnya teringat pada malam-malam indah mereka dulu.

Nafas Andro semakin memburu, membuat Aya sadar, segera Aya mendorong dada Andro.

Andro pasrah, meskipun dorongan itu tidak terlalu bermakna baginya, ia mengerti jika  Aya tidak nyaman.

Maka Andro pura-pura terdorong  dan memasang wajah kalah, membuat Aya yang awalnya ingin mengatakan sesuatu menjadi malu dan memalingkan wajahnya yang bersemu merah.

Andro tergelak keras, kembali meraih tubuh mungil Aya dengan gemas. Dan kali ini  Aya memukul dadanya dengan kesal.

"Kak Andro, jangan usil ya...".Pekiknya kesal, Andro bukannya takut malah semakin terbahak.

"Sana! mau aku ambilin minum nggak nih?" Bibirnya mengerucut seperti biasa kalau ia sedang kesal.

"Mau dong Ay...". Tapi Andro tetap tidak melepaskan Aya ia malah tetap menempel mengikuti kemana Aya melangkah.

"Ish...kalo gini, kaya Lian deh, semua maunya harus diikuti, manja ngga jelas! sanaan tangannya! Kak!"

Andro semakin tertawa. Ia bahagia hari ini ia sudah maju selangkah lagi, apa sudah berlangkah-langkah? mengingat ciuman panas mereka tadi?. Hati Andro meledak bagai kembang api di malam tahun baru.

Yang Terbaik  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang