Haaiiii
Sedang nungguin yaaa????😁😁😁
Seneng banget notifikasiku penuh dengan yang kasih bintang dan komen...🥰🥰
Maaf tidak dibalas satu persatu..🙏🙏
Tapi aku baca semua sambil senyum senyum sendiri
😂😂Fyi
Aku lagi fokus di tiga cerita yang semuanya on going....
1. Jejak yang tak hilang
2. Yang Terbaik
3. Kutemukan DirikuJadi next aku bakal update secara bergantian, dari hari senin sampai Sabtu.
.
.
.14 Harus jalan terus
Daru sangat cemas ketika mendapati Aya yang terdiam dan pandangannya terlihat kosong. Wajahnya pucat membuat Daru segera meminta segelas teh manis hangat pada waiter, makanan yang dipesan Daru tadi bahkan belum disentuh sama sekali oleh Aya.
Begitu tadi ia masuk, Aya terlihat lebih pendiam. Memang pada dasarnya Aya bukan sosok yang ekstrovert, tapi Aya cukup ramah. Dan kediamannya membuat Daru merasa sesuatu terjadi pada Aya.
Dengan sabar Daru membujuk Aya untuk makan hingga setidaknya setengah porsi nasi dan lauknya. Akhirnya setelah Beberapa lama, makanan itu bisa masuk ke perut Aya.
Baru setelah itu Aya terlihat lebih baik, meskipun belum sepenuhnya. Wajahnya masih pucat, dan ia hanya diam, Aya seakan berada diluar jangkauan Daru.
Aya masih mengenakan kacamata menghalangi Daru untuk melihat bagaimana keadaan Aya.
"Ta....kamu kenapa...?" Tanya Daru yang kesekian kali pada Aya.
"Ngga apa apa Mas...aku mungkin cape aja..." Aya berusaha menenangkan dirinya. Kejadian tadi sangat menguras emosinya. Aya diam bukan karena larut dalam kekecewaan, tapi ia tengah mengumpulkan kekuatan agar ia tetap kuat. Bukankah kini ia sendiri?. Siapa lagi yang akan menjaga anak anaknya jika bukan dirinya?.
"Buka kacamatanya biar aku bisa tau kamu baik baik apa nggak..." Bujuk daru seperti ia tengah membujuk Cessa keponakannya.
"Mataku lagi sensitif mas, lihat cahaya jadi berair..makanya aku pake, tadi sempat buka...". Aya berdusta. Memang keluhan ini sempat ia alami diawal awal kehamilannya, hingga Daru tak terlalu curiga.
"Hmmm...ya udah setengah jam lagi kita ke dokter yaa, kamu biar fit dulu, mungkin karena kecapean di jalan juga Ta
." Daru sedikit merasa bersalah, Aya jadi harus menunggu urusannya dengan Nasya tadi."Umm...ngga usah selama itu mas Daru...sepuluh menit lagi..udah bisa kok...". Kini Aya menatap Daru, ingin menunjukkan jika ia baik baik saja.
"Beneran? Ngga usah dipaksa, dokter obgyn nya temen aku kok...ngga kan keberatan kalau kita terlambat.."
"Beneran Mas aku ngga apa apa..." Aya menepuk punggung tangan Daru yang berada di atas meja.
"Oke.kalau begitu, tapi ngga udah dipaksakan ya..." Daru memberikan senyumnya pada Aya.
"Iya mas....". Aya balas senyum, meskipun tertutup masker, Daru bisa melihat tulang pipi Aya yang bergerak dibalik maskernya.
Meskipun menyimpan rasa penasarannya, Daru tetap menahan mulutnya untuk tidak bertanya lagi pada Aya yang terlihat sangat diam. Ia tak ingin membuat Aya tidak nyaman. Mungkin ada hal pribadi yang ia tak berhak tau kan?
Akhirnya mereka menghabiskan sisa jam makan siang mereka dalam diam.
Daru juga seperti kehilangan kata kata, bahkan ia belum sempat meminta maaf seperti niatnya semula.
.
.
****
.
.
Sampai akhirnya mereka berada didalam mobil,Aya hanya memandangi ke arah jendela yang kini menuju tempat praktik dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terbaik (TAMAT)
ChickLitBerjuang adalah tau kapan harus berhenti. kemenangan tidak harus selalu berakhir dengan mendapatkan apa yang diinginkan. kemenangan berarti bebas dari keinginan membahagiakan diri sendiri.