Jam makan siang telah tiba, Baekhyun berdiam diri dikursi kebesaranya dan menatap kosong langit-langit ruanganya seolah tengah memikirkan sesuatu.
"Apa aku harus mempercayakan sooya untuk menjadi tempatku bercerita? hah aku lelah menyembunyikan rasa traumaku sendiri"
cukup lama memikirkan akhirnya Baekhyun berdiri menyambar tas juga kunci mobilnya. ia memuruskan untuk mengujungi rumah sooya.
"chan jika ada rapat penting tolong nanti hubungi aku saja, aku ada urusan penting" kata Baekhyun
"Baik sajagnim"
"sudah jam makan siang, segera pergi untuk makan siang chan. aku pergi"
"Baik sajagnim"
Baekhyun mengendarai mobilnya dengan perasaan bingung, ia ingin meluapkan bebanya selama ini walaupun tak akan bisa menghilangkan, tapi disisi lain Baekhyun ragu.
Sesampainya didepan rumah Sooya, Baekhyun masih merasa bimbang. berdiam diri dimobil hingga tak menyadari ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya.
Baekhyun terlonjak kaget, lalu menetralkan jantungnya saat mengetahui bahwa Sooya lah yang mengetuk pintu mobil.
Baekhyun membuka pintu mobilnya dan keluar.
"Kenapa kau disini Baek?" tanya sooya
"k-kau habis dari mana?" tanya Baekhyun.
"ah aku habis dari supermarket untuk membeli beberapa bahan masakan" kata sooya tersenyum.
"ah y-ya"
"kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau disini?" tanya sooya lagi
"em itu em t-tentang tawaranmu yang kemarin" kata Baekhyun gugup.
"ah kau mempercayaiku untuk kau jadikan tempat cerita?" tanya sooya
"y-ya aku akan mencoba"
"ayo masuklah"
Baekhyun mengangguk lalu mengikuti langkah sooya dari belakang untuk masuk kedalam rumah sederhana itu.
"duduklah Baek, aku akan membuatkan minuman dulu" kata sooya
"y-ya"
Baekhyun menatap sekeliling, terlihat barang-barang yang tertata rapih.
tiga menit kemudian akhirnya Sooya kembali dengan membawa segelas jus Strawberry.
"ini, kau suka Strawberry kan?" kata sooya memberikan.
"y-ya, bagaimana kau tau?" tanya Baekhyun.
"Kemarin kau membeli jus Strawberry, dan kebetulan aku tadi membeli Strawberry jadi kubuat saja jus Strawberry"
"ah ya terima kasih soo"
"Berceritalah, aku akan mendengarkanya" kata sooya mempersilahkan.
Baekhyun sedikit ragu, ia menghela nafas sebentar dan mulai bercerita sedikit demi sedikit.
"Tentang ketakutanku pada hujan... aku memiliki trauma"
"trauma?"
"hm, eommaku...eommaku dibunuh didepan mataku sendiri dibawah guyuran hujan"
Baekhyun kembali menghela nafas mencoba menenangkan tubuhnya yang mulai bergetar.
"kapan?" tanya sooya
"Dua tahun yang lalu, orang-orang itu membunuh eomma ku dengan begitu kejinya"
"Hujan dan petir yang menyaksikan semua, karena itu aku selalu merasa takut karena bayangan kejadian itu terus berputar diotakku"
"aku benci hujan"
"hanya hujan yang kau benci?" tanya sooya
"Tentu saja dengan para pelaku! aku membenci mereka. aku akan terus mencari mereka dan memberikan hal yang lebih dari apa yang mereka lakukan pada eommaku"
"Apa kau tak mengingat sama sekali pelakunya? bukankah kau bisa dengan mudahnya mencari tahu?"
"mereka memakai masker dan pakaian serba hitam untuk menutup diri, apalagi dibawah guyuran hujan yang deras dan malam yang gelap membuatku susah untuk mengenalinya"
"aku juga tak terlalu memperhatikan karena fokus ku hanya pada eommaku yang diperlakukan begitu kejinya"
"Apa Appamu tak bertindak? bukankah appamu memiliku koneksi yang kuat?"
"Sudah, tapi hanya beberapa kali. dan...semua sudah berubah saat ibu tiriku masuk kelingkup keluargaku. Appaku tak lagi peduli"
Baekhyun menunduk sedih, ia sangat menyayangi Appanya. namun Appanya berubah lebih percaya pada Ibu tirinya dari pada anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demands of love (GS) CHANBAEK [END]
Фанфикapa yang berharga dari cinta? uang-bbh apa yang berharga dari uang? cinta -cy