part 13

1K 87 2
                                    

08.25 kst

#Bandara

“kau menunggu apa?” tanya Baekhyun

“em sebentar”

Tidak lama terlihat Sooya berlari kecil dengan membawa sesuatu ditanganya, Baekhyun yang melihat hanya menatap datar.

“Maafkan aku, kau pasti menunggu lama ya?”

“tidak, masih ada cukup waktu” kata Chanyeol tersenyum.

“ini, aku membuatkanmu salad. kau harus makan makanan yang sehat”

“ah terima kasih, maaf aku merepotkanmu”

“tak apa Chan, aku senang membuatkan apapun untukmu” kata Sooya tersenyum.

Chanyeol tersenyum lalu mengusap rambut sooya dan memeluknya.

“Cepat, kau berniat akan bekerja atau bermesran?” kata Baekhyun pergi dari sana dengan perasaan rumit.

Sooya hanya menatapnya dengan sendu, Chanyeol yang mengerti pun mengusap rambut Sooya.

“maafkan Baekhyun”

“tak apa”

Setelah berpamit dengan Sooya, Chanyeol segera menyusul Baekhyun mengurus apapun yang berhubungan dan segera memasuki pesawat.

Chanyeol sudah mendudukan diri dikursi dengan nyaman, Baekhyun yang baru datang melirik kearah Chanyeol. lalu berpindah tempat lain untuknya yang tak ingin dekat dengan sang sekretaris.

Chanyeol hanya menghelas nafas kasar, ia merindukan Baekhyun yang selalu menemoel padanya.

Chanyeol benar-benar merasa asing, melihat Baekhyun yang terus diam dengan wajah dingin bak es.

Pesawat mulai diterbangkan, Baekhyun memainkan ponselnya melihat apa saja yang menurutnya menarik. Namun ia merasa sangag bosan karena tak ada hal apapun yang terlihat menyenangkan.

Jika sebelumya ia akan merasa bahagia saat terdapat notifikasi dari Chanyeol, tapi sekarang tidak. ia merasa muak.

Chanyeol terus melihat kearah Baekhyun, dari mulai bermain ponselnya sampai Baekhyun memejamkan matanya.

Keadaan ini benar-benar terasa menyesakkan.

Setelah 14 jam 15 menit pesawat sudah mendarat dengan sempurna, Chanyeol sudah bersiap-siap.

ia menatap Baekhyun yang tampak masih pulas pada tidurnya, Chanyeol menatap lekat wajah pulas itu. ia mengernyit karena melihat wajah Baekhyun yang tampak pucat.

Chanyeol yang berniat membangunkan Baekhyun merasa tak tega, Chanyeol berniat akan mengendong Baekhyun. Namun baru menyelipkan tangan pada belakang leher Baekhyun, sang empuh mengernyit dan terbangun.

Baekhyun langsung mendorong Chanyeol sedikit kasar saat melihat tubuh Chanyeol dekat denganya, untung Chanyeol dapat mengimbangkan tubuh sehingga tak sampai terjatuh.

“ah maaf membangunkanmu, kau terlihat tampak pulas”

“hm”

“Kau sakit? kau terlihat pucat”

“bukan urusanmu”

Baekhyun pergi dari sana meninggalkan Chanyeol yang terdiam menatap kepergian Baekhyun.

***

Setelah sampai dihotel Baekhyun langsung membuka tirai hotel yang langsung memperlihatkan indahnya kota Nyewyork. Jalanan yang tampak berkelap kelip karena lampu.

“Cantik sekali”

Baekhyun menyingungkan senyumnya tipis, ia merasa tenang pada suasana ini.

drrtt drrttt

Baekhyun menoleh kearah ranjang, menatap ponselnya yang bergetar. Baekhyun berjalan kearah ranjang melihat nama sang ayah sebagai penghubung.

Baekhyun menghela nafasnya kasar, menerima panggilan itu dengan berat hati.

“ada apa?”

“kau sudah sampai nak?”

“sudah, ada apa Appa menelfonku?”

“Besok Eommamu akan mengambil alih perusahaanmu sementara selama kau diNewyork”

“apa!? aku sudah menugaskan Sehun, aku tak membutuhkan wanita itu”

“Baekhyun! tidak ada bantahan!”

tutt tutt

Telfon terputus secara sepihak, Baekhyun mencengkram erat ponselnya. Lalu membanting pinselnya dengan keras hingga hancur.

Ia merasa benci! dan ia semakin benci!

“JALANG SIALAN!” teriak Baekhyun.

Tiba-tiba Baekhyun merasa sakit pada kepalanya, ia merasa pusing melanda. Tubuhnya lemas, ia belum makan sama sekali dari tiga hari yang lalu.

Baekhyun hanya mengonsumsi alkohol saat diapartemenya, mengonsumsi obat tidur jika ia tak bisa tidur. ia merasa kacau.

tiba-tiba pandanganya gelap, Baekhyun kehilangan kesadaranya.

Demands of love (GS) CHANBAEK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang