“Bee…”
“Chanyeol? kau sudah pulang?”
Chanyeol mendekat, lalu mendudukan diri disamping Baekhyun. mengusap surai lembut kekasihnya itu.
“kau mendapatkan pendonor mata…”
“Chan?kau…sungguh?”
“Iya sayang”
“Tuhan akhirnya, aku bahagia sekali. aku tidak sabar bisa melihat lagi”
Chanyeol tersenyum, namun rasa sesak menginggat bahwa Sooya sekaligus Sahabatnya lah yang akan mengajukan.
“Besok…kita kerumah sakit ya? buat cek kondisi kamu”
“Iya Chan, terima kasih aku bahagia sekali”
“aku…aku juga Bee…”
Chanyeol memeluk tubuh sang kekasih, mendekap dengan penuh kelembutan. memikirkan bagaimana rumitnya kisah hidup mereka, juga bagaimana akhir dari salah satu pemeran.
“Bee…”
“hm?”
“Apa kau masih membenci Sooya?”
“Hah…aku tak tau, tapi aku tak bisa hidup dengan rasa benci”
“apa berarti kau sudah memaafkan?”
“aku sudah memaafkanya Chan, aku tak membencinya sekarang aku hanya kecewa”
“Maaf sayang…”
“kenapa aku meminta maaf?”
“dulu, aku sering kali menyakitimu tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi”
“Chan sudah ya, semua sudah berlalu. aku berharap kedepanya kita sama-sama menjadi yang lebih baik lagi”
“Tentu Bee, tentu saja”
“Em, apa keberadaan Sooya belum ditemukan?” tanya Baekhyun.
Chanyeol terdiam, tanpa sadar ia semakin mengeratkan pelukanya pada tubuh mungil kekasihnya.
“Kau ingin bertemu?”
“Aku ingin bertemu saat aku sudah bisa melihat lagi, tapi itupun jika kita tau keberadaan Sooya”
“Kenapa kau ingin bertemu Sooya? bukankah dulu kau menolaknya?”
“itu dulu Chan, aku tak mau hidup dengan rasa benci terus menerus. aku juga ingin berterima kasih pada Sooya karena sudah menjagaku walau dalam diam”
“Kau pasti bisa bertemu, entah langsung atau lewat sesuatu”
“maksudmu?”
“tidak Bee, tidak apa”
“Kapan kita pergi kerumah sakit? aku sudah tidak sabar”
“Besok sayang, besok kita cek kondisi mu ya”
Tapi oprasinya kemungkinan akan dilakukan dijeju.
“kenapa?”
“pendonor mata untukmu berada diJeju”
“Siapa orang itu? baik sekali. apa yang dia lakukan? apa dia sudah bosan melihat bagaimana indahkan dunia?”
“entahlah, hatinya begitu mulia bukan? bahkan dia yang memohon untuk disetujui atas ajuan donor mata”
“Aku berjanji, aku akan memberikan apapun yang dia mau. aku akan melakukan apapun yang dia pintah, dia sangat baik”
“Dia baik sekali,dia juga sosok yang hebat. sama sepertimu, Penuh kehebatan dan rasa kuat sebagai Perempuan”
“Aku selalu berharap pada Tuhan untuk selalu diberikan segala keajaibanya, takdir yang indah yang selalu didambakan oleh semua orang”
Tanpa sadar Chanyeol meneteskan air matanya, juga melirik ponsel yang sedari awal ia sandarkan pada nakas menampilkan wajah Sooya yang sudah dibasahi air mata.
Sedari tadi Chanyeol melakukan Video Call dengan Sooya atas permintaan wanita sebrang telefon itu. Sooya ingin melihat Baekhyun.
Chanyeol semakin merasa sesak saat melihat bagaimana bibir pucat disebrang Telefonya tengah tersenyum tipis.
Air matanya kembali luruh hingga isakan terdengar.
“Chanyeol…”
“Hiks iya Bee?”
“kenapa kau menangis?”
Baekhyun membawa tanganya dan meraba wajah Chanyeol yang sudah basah oleh air mata, mengusapnya lembut lalu membawa kedalam pelukanya.
“Kenapa hm?”
“Hiks tidak hiks, aku hanya merasa sesak. sesak sekali”
“Menangislah Chan, jangan ditahan nanti kau jadi semakin merasa sesak”
Chanyeol melirik kearah ponselnya yang masih menampilkan wajah Sooya yang tengah tersenyum tipis.
Ia cukup dirumitkan oleh takdir, bagaimana takdir ada guna terus menampar dirinya oleh banyak fakta. terus memcekiknya hingga rasanya ia akan kehabisan nafas, Chanyeol lelah namun ia harus dituntut tetap kuat selagi bukan hal yang benar-benar membuatnya dipaksa mati.
Semua akan indah pada waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demands of love (GS) CHANBAEK [END]
Fanfictionapa yang berharga dari cinta? uang-bbh apa yang berharga dari uang? cinta -cy