Semenjak kejadian hari itu Chanyeol benar-benar tak bisa tidur, setiap hari mengirimkan pesan dan menguubungi ponsel Baekhyun. namun hasilnya selalu nihil.
perasaan bersalah begitu menyeruak, otaknya terus diputari oleh sosok Baekhyun. mengingat bagaimana sosok itu tersenyum entah senyun tulus ataupun paksaan. saat inu begitu menyakiti hatinya.
Teringat akan kata Sooya atas perasaanya, ia baru menyadari akan perasaan yang entah tumbuh dari kapan.
Chanyeol mengacak rambutnya kasar, ia benar-benar merasa buruk.
Ditempat lain Luhan tengah bersiap menjalankan rencana yang sudah ia dan Suaminya susun.
“Sayang, ingat jika bajingan itu sudah mulai melewati batas segera telfon aku. mengerti?” peringat Sehun.
“Iya Tuan muda Oh sehun, istrimu ini mengerti”
Sedari tadi Sehun terus mengatakan berbagai peringatan, padahal dia sendiri yang membuat rencana seperti ini. jika bukan karena Baekhyun Luhan dan Sehun tentu tak akan sudi melakukan hal ini.
“Aku akan mengawasimu dari dekat, berhati-hatilah”
Sehun mendudukan diri pada Sofa Club yang tak jauh dari tempat Kai menghabiskan waktunya, Luhan menoleh kearah Sehun yang langsung diangguki oleh Sehun.
“Sendirian Tuan?”
“Kau bisa lihat sendiri”
“minum bersama ku?”
“Kau jalang disini?”
Luhan terdiam, sejujurnya ia kesal saat dibilang Jalang oleh kai. namun ia berusaha menahan untuk tak berteriak agar rencananya berhasil.
Luhan hanya menanggapi dengan Senyuman.
“Minumlah ini”
“Ah tidak Tuan, aku ingin saat kita melakukan dengan keadaanku yang sadar” kata Luhan berusaha menggoda, walaupun hatinya terus berteriak jijik.
“ah sepertinya kau hebat dengan urusan ranjang”
“Ah tentu saja Tuan”
“Tuan lihatlah pasangan itu, lucu sekali”
Luhan menunjuk kearah lain sembarangan untuk mengalihkan pandangan Kai untuknya memasukan sebutir obat pemabuk.
“Lucu? apakah menurutmu itu lucu? aku rasa ini sudah biasa”
“Ah maksudku posisinya tadi lucu”
Kai tersenyum menggelengkan kepalanya, lalu mengambil gelas alkoholnya dan menegaknya dengan sekali tegak.
Luhan mengigit bibir bawahnya, berharap-harap semoga rencananya berjalan dengan baik.
“Kau kenapa?” tanya Luhan saat melihat kai menunduk dan memegang kepalanya.
“ah tidak, sepertinya aku mabuk”
“em mau kekamar?” tawar Luhan
“Boleh”
Luhan membantu membopong tubuh besar kai kearah kamar, Sehun yang melihat pun turun mengikuti dengan jarak yang cukup jauh.
Saat Luhan membuka pintu, ia mengalihkan tubuh Kai berpura-pura akan terjatuh guna memberikan akses pada sehun untuk masuk kedalam kamar.
Sehun yang mengerti pun segera masuk dan bersembunyi dimanapun tempat yang tak dapat Kai lihat.
Luhan mrebahkan tubuh Kai pada ranjang, lalu bertekat untuk sedikit memancing. Tiba-tiba kai meraup bibir Luhan, sedangkan Luhan hanya dapat diam dan mengumpat.
Saat Kai akan melakukan hal lain Luhan memberhentikan.
“Tunggu Tuan!”
“Hm?”
“Apa kau orang kaya? aku akan rugi jika melakukan dengan orang yang tak memiliki apa-apa” tanya Luhan memancing
“kau meragukan ku? kau tau Byun Group?”
“ah ya aku tau Tuan, itu prusahaan besar. kau siapanya?” tanya Luhan
“Aku adalah anak istri pemilik Byun Group”
“Apakah ibumu Nyonya Irene? setahuku anak mereka perempuan”
“Hei kau ini, irene itu sudah mati! Ibuku adalah Krystal”
“Aku tidak tau itu, apakah Nyonya Irene sakit?”
“Tidak! ibuku…dan aku…yang membunuhnya hahahaha”
Lalu Kai kehilangan kesadaranya.
Sehun bangkit mematikan alat perekamnya, dan menarik Luhan menuju kekamar mandi. Amarah yang mengebu Sehun meraup bibir sang istri guna menghapus jejak bibir pria bajingan itu.
Tentu Luhan membalasnya, ia tak munafik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demands of love (GS) CHANBAEK [END]
Fiksi Penggemarapa yang berharga dari cinta? uang-bbh apa yang berharga dari uang? cinta -cy