Hari dan hari semakin membuat Chanyeol kelimpungan, mencari Baekhyun diberbagai tempat-tempat terkenal dikorea dan berakhir nihil.
Chanyeol masih terus bertanya pada Sehun namun selalu berakhir nihil dan nihil.
Hingga tiga bulan sudah Chanyeol terus didatangi mimpi buruk setiap malam, merasakan sesak saat melihat Baekhyun menangis.
Seperti saat ini Chanyeol tengah memejamkan matanya untuk menjemput alam mimpi yang ia harapan senyum Baekhyun, namun lagi-lagi hanya melihat Baekhyun menangis tampak menahan rasa sakit.
Chanyeol membuka matanya dengan nafas terengah, mendudukan diri dengan keringat yang menbasahi dahi.
“arghh kau dimana Baekhyun, aku tak apa jika kau tak memaafkanku. tapi kumohon jangan mengilang”
Chanyeol benar-benar dibuat bingung, ia ingin mengetahui kabar wanita itu.
Diposisi lain jauh dari kota dimana tempat Kai dan Sooya tinggal untuk bersembunyi.
“Kai apa kau tak lelah terus bersembunyi seperti ini?” tanya Sooya
“kau mau aku dipenjara? atau bahkan dihukum mati?” kata Kai kesal
“tapi kai…”
“sudah jangan banyak tapi-tapian, aku sudah menemukan keberadaan Baekhyun”
“apa yang kau lakukan kai!?”
“tentu membunya lenyap, karena dia eommaku dihukum!”
“kai! eommamu memang salah! hukuman itu adalah hal wajar! bahkan aku yang membocorkan rencana-rencana Baekhyun saja siap menangung hukumanku! aku lelah terus dihantui rasa bersalah! aku sudah cukup bodoh akan hal ini semua!”
“DIAMLAH! kau hanya perlu diam!”
“Kau mau kemana?”
“Bukan urusanmu”
Kai pergi dari sana meninggalkan Sooya yang merasa bingung, hingga dengan tekat Sooya mengikuti Kai yang sudah melajukan mobilnya. Sooya memberhentikan taksi dan mengikuti kemana mobil Kai menuju.
“pak berhenti, jangan dekat-dekat dengan mobil itu”
“Baik Nyonya”
Sooya melihat dari dalam mobil, melihat Kai yang berjalan mengendap kearah rumah besar disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“rumah siapa itu? aku baru tau ada rumah dijalanan sepi ini” tanya Sooya pada diri sendiri karena heran.
Dari sana terlihat Seorang wanita keluar dari rumah besar itu bersama perempuan memakai seragam, tampanya seperti maid? Sooya memincingkan matanya hingga matanya kembali terbuka lebar karena saat melihat bahwa sosok itu adalah Baekhyun.
Sooya yang khawatir Kai melakukan macam-macam pun dengan segera membuka ponselnya dan mencari nomor Kai untuk menelfon.
“Ada apa kau menelfonku!” kata Kai sesikit berbisik
“K-kau dimana! tolong aku. aku jatuh sakit sekali!” kata Sooya berbohong.
“Ck kau ini ada-ada saja!”
Sooya merasa legah saat melihat kai yang memasuki mobilnya dan pergi dari sana.
“pak kembali kerumah tolong sedikit cepat sebelum mobil itu sampai”
“baik Nyonya, saya akan melewatkan jalan pintas”
Supir taxi itu pun melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedikit cepat, melewatkan pada jalan pintas yang dengan cepat membutnya sampai dirumah yang ia tinggali bersama Kai.
Setelah membayar Sooya segera masuk kedalam rumahnya, mendudukan diri pada ranjang. saat mendengar suara mobil kai Sooya menyiapkan diri untuk berpura-pura sakit.
Cklek
“mana yang sakit? makanya jangan ceroboh!”
“kakiku, sakit sekali. kakiku terkilir” kata Sooya berbohong.
“disebelah mana? kandunganmu tak apa?”
“kandunganku aman, itu dikaki bagian bawah sakit sekali”
Kai pun mulai memegang kaki Sooya, memijitnya pelan. dan Sooya hanya pura-pura meringis sakit.
“kau dari mana?” tanya Sooya seolah tak tau
“tidak dari mana-mana, hanya mencari angin”
“Kan bisa didepan rumah”
“Ck cerewet sekali, apa anakku perempuan? kenapa cerewet sekali”
Sooya hanya bisa tersenyum untuk menanggapi, walaupun hatinya merasa hampa. memikirkan Baekhyun.