4. I Want To Know The Truth

70 8 0
                                    

Aku sedikit terkejut saat Thomas memutuskan untuk datang ke panti asuhan Zahra. Tapi disisi lain, hatiku merasa senang.

"Hai, Sa. Akhirnya, lu kesini juga sama suami lu," Zahra yang sudah menungguku di teras panti sangat senang dengan kedatanganku.

Aku menyalami Gading juga yang ada disamping Zahra.

Zahra mengajak kami untuk duduk di ruang tamu. Aku melihat banyak anak-anak yang masih berkeliaran di panti karena memang ini belum terlalu malam.

Gading membawa nampan yang berisi minuman untuk kami berempat. Aku melihat Zahra keluar dari sebuah kamar dengan menggendong bayi.

"Nih bayi yang gue ceritain ke lu kemaren," Zahra duduk disampingku. Aku melihat bayi itu secara langsung. Dia sangat cantik dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir yang kecil.

"Boleh gak sih gue pangku?" Pintaku pada Zahra.

"Ya boleh dong, Sa." Zahra langsung memberikan bayi itu padaku tanpa keraguan.

"Aku ngobrol sama Yuta dulu ya," Pamit Thomas padaku dan aku memberinya izin.

Aku memangku bayi itu dengan lembut. Parasnya yang sangat cantik membuatku begitu terpukau.

"Udah lu kasih nama?" Tanyaku pada Zahra.

"Belom. Gue juga bingung kasih nama siapa. Ada ide gak lu?" Tanya balik Zahra ke aku.

"Lah kalau gue yang namain jadi anak gue dong!" Candaku yang membuat kami berdua tertawa pelan.

Sementara Thomas dengan Gading di teras panti...

"Lu mau ngomong apa?" Gading menyalakan rokoknya.

"Gue pingin cari anak." Jawab Thomas pelan.

"Anak siape?!"

"Anak gue, Ding. Lu inget Kaila? Sekertaris gue dulu? Dan lu tau kan alasan gue pecat dia?"

Gading yang sedang asyik menyedot rokoknya langsung melotot melihat Thomas. Dia sama kagetnya dengan Rio kemarin.

"Dia kemaren hamil anak lu?!!" Tanya Gading tak percaya.

"Ssttt...! Jangan keras-keras. Ntar kedengeran bini gue!"

Gading mengangguk mengerti.

Thomas menceritakan kembali tentang e-mail yang di terimanya kemarin.

"Terus lu mau apa sekarang? Panti asuhan banyak banget di Jakarta bos!"

"Gue mulai dari lu. Disini."

Gading mengernyit tidak mengerti.

"Lu masih punya rekaman CCTV yang Zahra kemaren ceritain ke Sessa kan? Gue mau liat."

Gading mengambil ponselnya dan mencari video itu di gallery ponselnya.

Tidak lama menunggu, video itu berhasil ketemu. Gading langsung menunjukkan ke Thomas.

Thomas melihat video itu secara seksama. Matanya tidak lepas sedetikpun dari layar ponsel.

"Bener ini Kaila, Ding!" Seru Thomas dengan nada pelan. Thomas melihatku yang masih menggendong bayi perempuan itu.

"Lu darimana tau ini Kaila? Orang pake kerudung begini," Gading semakin mempertajam matanya.

"Coba lu liat bentuk tubuh sama sepatu ini. Bentuk tubuhnya udah Kaila banget. Terus sepatu, ini yang dia selalu pakai kalau lagi ngantor."

Thomas meminta Gading agar tidak menceritakan hal ini pada siapapun. Dia juga meminta Gading untuk mengambil rambut dari anak itu. Thomas ingin tes DNA.

'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang