19. Antara Andy dan Sessa pt.2

34 8 2
                                    

Thomas menarik tangan Yesa untuk keluar ruangan.

"Mau cerita apa ke Mommy?" Tanya Thomas serius.

"Tentang Andy. Keluarga dia dan semuanya."

"Yesa..." Thomas merubah wajah seriusnya menjadi wajah kasian ke Yesa.

"Dad, I'm okay... Really." Yesa melepaskan tangan Thomas.

"Besok aja waktu Mommy dirumah. Gak sekarang. Mommy baru aja sembuh," Bujuk Thomas.

Yesa menghembuskan nafasnya. Ia sangat mengerti kebingungan yang Thomas rasakan.

"Pak Thomas," Seorang dokter datang untuk menemui Thomas.

"Iya dok,"

"Saya perlu bicara mengenai istri bapak, boleh ke ruangan saya? Sepertinya di dalam cukup ramai anak-anak bapak ya,"

"Boleh dok."

Thomas menyuruh Yesa untuk masuk dan ia mengikuti dokter ke ruangannya.

"Pak, hasil penyembuhan Ibu Sessa sudah keluar. Ibu belum sepenuhnya sembuh jadi masih banyak terapi yang harus ibu terima dan ini akan membahayakan kehamilannya," Jelas dokter.

Thomas tidak terlalu terkejut karena memang ia tahu penyembuhan tumor otak itu berbahaya untuk bayi dalam kandungan.

"Bapak harus bicara dengan ibu perihal bayi, penyakit dan penyembuhannya," Lanjut dokter.

"Baik dok. Saya akan mencoba untuk bicara semuanya," Jawab Thomas.

Thomas keluar ruangan dokter dengan pikiran yang bercampur aduk. Apa yang harus ia katakan? Tapi ia harus memberitahu apapun tentangku.

•••••

Sepulangku kerumah, aku memandangi perutku dan merasa kasihan padanya. Perasaanku kalut.

"Mom..."

Aku terbangun dari lamunanku dan berbalik melihat Yesa yang sudah duduk di atas tempat tidurku.

"Hai, kenapa? Mau cerita tentang Andy ya?" Tanyaku antusias. Aku menghampiri Yesa di tempat tidur.

Tapi, rasa antusiasku berubah ketika melihat Yesa mulai terisak. Sesegera mungkin aku memeluknya.

"Kenapa sayang? Bertengkar sama Geby?" Tanyaku.

"Bukan itu, Mom. Mommy harus tau sesuatu... Tentang Andy."

"Iya kan kamu kesini mau cerita tentang Andy. Mommy dengerin tapi jangan nangis. Sesedih itu kehidupan Andy?"

"Andy hidup bukan dari keluarga yang kaya. Papanya suka banget mabuk-mabukan, gak kerja juga. Mamanya meninggal 3 tahun lalu karna kanker... kanker otak. Selama SMA, dia harus kerja buat hidupnya, bayar sekolahnya. Papanya numpang hidup ke Andy. Andy anak yang baik tapi hidupnya kurang beruntung karena aku..." Yesa semakin terisak.

"Kenapa karena kamu?" Tanyaku bingung.

"Bukan karena Yesa, tapi aku yang salah." Thomas tiba-tiba masuk yang membuatku semakin bingung.

"Kalian kenapa sih?"

"Ingat gak waktu kamu lahiran anak ke 5 dan aku bilang anak kita sangat kecil?" Tanya Thomas padaku.

"Iya, Yesa waktu itu lahir prematur dan ada masalah sama pernafasannya. Kamu kenapa ingetin aku sih. Kan jadi sedih karna waktu itu harus ninggal Yesa sama mama kamu kan," Aku jadi mengulas masa lalu dimana aku meninggalkan Yesa dengan mertuaku karena harus ikut Thomas ke Amerika perihal bisnisnya.

'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang