2. Cerita Daddy

93 11 0
                                    

Thomas ArdinataCEO PT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thomas Ardinata
CEO PT. Unilaver Indonesia

.
.
.
.

"Pagi semua..." Sapa Thomas pagi ini.

"Pagi, Dad," Balas Angga dan Yesa yang sudah berada di meja makan terlebih dahulu.

Aku memeluk tubuh suamiku dan tak lupa membalas salam paginya.

"Yang lain mana, Mom?" Tanya Thomas.

"Masih bersiap. Tenang, nggak ada yang telat bangun kecuali Bio. Semalam, dia gak pulang. Katanya sih mau langsung berangkat ke Medan," Jelasku pada Thomas.

"Bang Bio ke Medan lagi?" Tanya Venly yang sedang berjalan dengan Randy ke arah meja makan.

"Iya, katanya ada yang baru disana," Jawabku.

"Yaudah, nunggu kumpul seadanya deh. Nanti Bio, Daddy iMess aja,"

Aku melirik Thomas setelah ia berkata seperti itu. Sepertinya, ada yang ingin dia bicarakan. Kenapa aku sendiri penasaran?

Tak lama Jeff menyusul dengan pakaian lengkap ala Jaksa muda.

"Wohoooo. Abang gue cakep banget dah. Tumben rambut klimis amat bang!" Ledek Yesa.

"Gak usah bacot!" Jawab Jeff singkat.

Setelah semua selesai sarapan pagi, tiba-tiba Thomas mendentingkan gelas air putih miliknya dengan garpu. Otomatis semua langsung melihat ke arah Thomas.

"Daddy mau bicara. Mengenai pembahasan adik perempuan,"

Aku yang mendengar itu langsung melotot kaget. Bukan karena tidak setuju, hanya saja ini terlalu cepat.

"Kalian semua setuju kan kalau punya adik lagi?" Tanya Thomas dengan tegas.

Semua masih terdiam. Seakan pertanyaan itu susah sekali dijawab.

"Aku terserah. Pokoknya gak ganggu kesibukan aku ya Dad-Mom," Ini jawaban Jeff.

"Jungwoo mau kok mom. Pasti lucu deh punya adek cewek," Jawab Angga antusias.

"Randy sama Yesa gak keberatan. Asal Mommy beneran gak ngelupain kita ya," Mereka melihatku secara bersamaan.

"Ya gak mungkin lah, Sayang. Mommy sama Daddy tuh tetep bagi rata sayangnya kita sama perhatian kita," Jawabanku sedikit membuat mereka tenang.

Entah mengapa aku melihat Venly seperti gelisah.

"Venly gak apa-apa?" Tanyaku seraya tersenyum.

'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang