15. Masa Depan Dipertaruhkan

42 5 1
                                    

Aku menemui Thomas dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Dia menceritakan sedetail mungkin tentang Jeff. Jelas Thomas begitu marah tapi sebagai orang tua dia juga harus berfikiran jernih.

"Yauda, aku ke kamar Jeff ya. Kamu istirahat dulu,"

"Aku percaya kamu bisa kasih solusi ke anak itu,"

Aku keluar dari kamar. Membuat teh untuk Jeff lalu ke kamarnya. Mencoba langsung masuk tapi kamar itu dikunci. Aku beberapa kali mengetuk pintu kamarnya.

"Mommy masuk ya, Jeff," Setelah kunci kamarnya dibuka, aku masuk dengan mata yang melihat kesegala arah. Masih aman.

Aku meletakkan nampan di meja kecil samping kasur Jeff. Dia hanya melihatku.

"Daddy sudah cerita ya, Mom?"

Sekuat tenaga aku menahan tangisku dan mencoba tersenyum untuk Jeff.

"Emm... Sudah," Jawabku singkat.

Aku duduk disamping Jeff yang matanya terlihat banyak memikirkan sesuatu.

"Jeff, mau cerita ke Mommy versi kamu?"

•••••

Hari itu, hari dimana setelah mereka berdua kembali manjalin cinta. Sisil memutuskan untuk membeli apartemen untuk dirinya sendiri.

"Kenapa gak balik rumah?" Tanya Jeff.

"Aku beli apart ini biar kamu bisa leluasa ketemu aku. Kalau dirumah kan banyak tetangga. Banyak yang nyinyir. Aku males!" Jawab Sisil dengan wajah cemberut.

Jeff ingin segera pamit tapi ternyata Sisil menarik tangan Jeff dan menahannya untuk tidak pulang.

"Nginep dong, Jeff. Aku masih kangen sama kamu,"

Jeff mencoba untuk tidak melakukan kesalahan apapun. Setidaknya ia sadar, ia belum menikah. Tapi, Jeff menerima tawaran itu dengan satu syarat, mereka harus tidur terpisah.

Kamar Sisil terlihat begitu luas. Ada sofa disana dan Jeff akan tidur di sofa itu.

"Aku beli beberapa baju buat kamu. Sengaja sih. Kalau kamu mau nginep biar gak bingung baju,"

"Udah disiapin semua kayaknya ya. Sengaja banget?"

Sisil tersenyum meng-iya-kan perkataan Jeff. Dia memang sengaja mempersiapkan semuanya.

Setelah membersihkan diri, Jeff duduk kembali di sofa. Sisil menyusulnya dan duduk di pangkuan Jaehyun.

"Pasti ada alasan lain selain tetangga. Apa itu?" Tanya Jeff.

"Aku dirumah tuh kesepian tau. Cuma tinggal sama bibi yang gak paham mauku apa. Mama sama Papa gak tau deh kapan bisa stay dirumah tanpa pergi-pergi. Aku butuh temen, Jeff. Terus kalau aku panggil kamu, dikira aku cewek apaan manggil-manggil cowok kerumah,"

Jeff mengerti apa yang dirasakan kekasihnya itu. Dia memang sering merasa kesepian. Hidupnya berkecukupan harta tapi hati dan harinya kosong.

"Aku gak mau kehilangan kamu lagi, Jeff. Please maafin semua kesalahan aku di masa lalu yang udah duain kamu," Sesal Sisil kemudian memeluk Jeff.

Jeff melepas pelukan Sisil. Tanpa basa-basi ia mencium bibir Sisil. Mereka larut dalam suasana. Batasan Jeff telah runtuh. Seperti kehilangan akal, semua terjadi begitu saja dengan natural.

'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang