23 | Emban Cinde, Emban Siladhan

4.1K 751 93
                                    

Emban cinde, emban siladhan = peribahasa mengenai seseorang yang berkuasa, tetapi membeda-bedakan yang kecil. Makna lainnya adalah pilih kasih.



***



31 Oktober 2020

Setelah empat bulan berlalu sejak siuman, kaki Ayu sudah sembuh sepenuhnya, tetapi masih tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang terlalu berat. Dalam kurun waktu dua bulan ke belakang, entah mengapa Ayu jadi dekat dengan Sri. Gadis itu banyak mengorek informasi tentang Dipuy dari sang jurnalis sekolah tetangga. Mereka mulai dekat saat Sri melihat proses latihan sendra tari di rumah Ayu. Saat itu, Dipuy dan Dara tidak bisa mendampingi Sri. Sri sendiri merasa nyaman berada di dekat Ayu karena gadis itu selalu bisa menjawab pertanyaan tentang Hayam Wuruk yang ia lontarkan. Sri dan Ayu sudah cukup dekat, bahkan Ayu berani menceritakan masa lalunya dengan Elang. Ia tak menceritakan mengenai perjalanannya di Majapahit karena telah sepakat dengan Elang untuk merahasiakan hal tersebut hingga maut menjemput. Di hari yang sama dengan kunjungan reinkarnasi sang maharaja ke kediamannya, Ayu berhasil mendapatkan username sosial media Dipuy. Ia kerap menghubungi Dipuy melalui akun sosial medianya. Akan tetapi, lelaki itu selalu membalasnya dengan singkat.

Mengapa hal ini mengingatkan hubungannya dengan Elang dahulu?

Ayu merasa kesal. Mana janji Hayam Wuruk untuk jatuh cinta kepadanya? Huh, reinkarnasinya kini tampak begitu dingin dan membenci Ayu. Mendengus kesal, Ayu kembali merutuki Dipuy. Dulu saja kamu pepet aku, sekarang aku kejar kok malah kabur, sih?

Ayu juga mengetahui bahwa Sri menulis sebuah fiksi sejarah di Wattpad tentang Hayam Wuruk dan gadis itu sudah membacanya. Sifat lembut suaminya dikisahkan sangat sempurna oleh Sri dan Ayu selalu merindu setiap selesai membaca ulang cerita yang tidak akan pernah terasa membosankan dan menua itu. Ia merindukan Hayam Wuruk dan keseharian mereka dulu. Ia kehilangan Sri Rajasanagara ketika masih berusia empat puluh delapan tahun, yang artinya empat puluh tahun sebelum Gauri meninggal dan jiwanya kembali ke raga Ayu. Itulah mengapa ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Dipuy. Ia berhasil menahan tangisnya selama lelaki itu mengunjunginya, tak ingin menimbulkan pikiran yang aneh-aneh dan kecurigaan pada benak orang lain. Namun, begitu Dipuy berpamitan dan hilang dari pandangannya, gadis itu menangis hebat. Rindunya kepada Hayam Wuruk terbayar, sebab dirinya menemukan Dipuy. Empat puluh tahun yang menyiksa batinnya itu terbayar ketika ia bisa melihat wajah sang kekasih hati kembali.

Kekesalan Ayu sedikit mereda, sebab tempo hari, Sri mengajaknya melepas penat ke pantai. Biasanya Sri akan pergi bersama Dipuy dan Dara. Akan tetapi, kali ini Dara tengah mudik ke Ponorogo untuk memperingati Maulid Nabi di tanah kelahirannya. Sri merasa terlalu sepi jika pergi hanya dengan Dipuy, maka dari itu ia mengajak Ayu dan memperbolehkan gadis itu mengajak teman-temannya yang lain. Elang dan Damar memutuskan untuk ikut. Irene yang menjalin hubungan dengan Damar masih di Jakarta dan Genevieve yang akan segera bertunangan dengan Elang tak diperbolehkan ikut oleh kedua orangtuanya. Yah, Sri rasa kehadiran Elang, Damar, dan Ayu sudah bisa menghapus rasa sepi.

Mereka berencana untuk menginap semalam di sebuah penginapan besar di tepi Pantai Balekambang atas permintaan Elang. Sri pun sudah merancang rute perjalanan mereka. Kini mereka tinggal menunggu Elang menjemput ke rumah masing-masing. Pukul tujuh lewat sedikit, mobil Elang yang cukup besar tiba. Ayu meletakkan tas berisi barang bawaannya di bagasi dan mereka bertolak menuju rumah Dipuy dan Sri yang masih berada dalam satu kawasan.

"Dipuy sama Sri itu pacaran atau tidak, sih?" celetuk Damar sembari menikmati keripik kentang. Ia duduk di jok sebelah pengemudi, sedangkan Elang yang memegang kemudi. Ayu duduk di jok tengah dan rencananya Sri akan duduk di sampingnya, sementara Dipuy duduk sendirian di jok paling belakang. Padahal, jika diperbolehkan, Ayu ingin duduk di sebelah sang kekasih yang hatinya masih belum diraih. Namun, apa boleh buat. Ia tak enak hati untuk membiarkan Sri duduk sendirian di jok paling belakang.

Lelara Ing AtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang