Anirma Lingga = Lari menyelamatkan diri sendiri.
***
7 Juni 2020
Seorang remaja lelaki tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Seorang lelaki paruh baya menemaninya, ini adalah gilirannya menjenguk sang putra semata wayang yang beberapa saat lalu mengalami kecelakaan dan membuat heboh seisi kota. Hadi menatap nanar putranya, ditemani keheningan dan suara putus-putus yang keluar dari mesin penopang hidup Elang. Ia telah mengetahui latar belakang terjadinya kecelakaan itu setelah mengorek informasi dari Lumiere. Sebagai seorang ayah, Hadi merasa gagal. Ia tak mengenali Elang sebaik sahabat putranya itu. Terlebih ketika mengetahui alasan Elang mengorbankan nyawanya demi seorang gadis, Hadi murka. Bukan kepada Elang dan Ayu, melainkan kepada dirinya sendiri yang terlalu sibuk dan tak meluangkan waktu untuk berbincang dengan putranya.
Ia bukanlah tipe orang yang bermain tangan, maka dari itu ia melampiaskan amarahnya kepada Arsy dengan cara mengomelinya. Bagaimana bisa perempuan itu begitu kejam kepada putranya sendiri? Dan, bagaimana bisa Arsy tak mendiskusikan perjodohan antara Elang dan Genevieve dengannya? Jelas saja Hadi merasa tak dihormati sebagai seorang suami. Awalnya, Hadi memang sedikit kecewa pada pilihan Elang. Namun, ia mengingat masa mudanya. Kedua orangtua Hadi tak pernah membatasi pergerakan lelaki itu dan selalu melimpahinya dengan kasih sayang. Maka, bagaimana bisa ia melakukan yang sebaliknya kepada Elang? Kejadian buruk ini sukses membuka hati Hadi untuk belajar menjadi orangtua yang lebih baik bagi putranya.
Gadis itu bernama Dyah Ayu Cahyaningtyas. Rasa penasaran Hadi atas perempuan yang mampu membuat putranya terbaring koma di rumah sakit pun terjawab, sebab ia sengaja menempatkan kedua insan itu di ruang rawat VIP yang sama. Hadi merasa memiliki andil yang cukup besar atas peristiwa naas itu, ia menebus rasa bersalahnya dengan membiayai seluruh tagihan atas perawatan Ayu. Terlebih, setelah kecelakaan itu tiba-tiba virus Covid-19 merajalela. Dengan uang dan kuasanya, Hadi menjamin kesterilan ruang rawat inap Elang dan Ayu. Dokter yang menangani keduanya pun dokter khusus yang tak diperbolehkan menangani pasien lain. Pun pengunjung ruangan ini terbatas.
Ia pun berhasil menekan beberapa media yang hendak merilis berita mengenai kecelakaan ini. Memang tak banyak yang tahu, tetapi label Hadiwangsa membuat kabar tersebut sempat mencuat ke publik. Hadi harus merogoh kocek yang tak sedikit untuk membungkam awak media. Ia tak ingin kecelakaan yang melibatkan putranya itu diketahui oleh khalayak ramai. Yah, orang kaya bisa melakukan apa pun. Sementara itu, Lumiere menepati janji untuk menceritakan yang sesungguhnya kepada Genevieve. Gadis itu hanya terdiam saat mendengarkan penjelasan sepupunya, sibuk menerka-nerka sedalam apa perasaan Elang dan Ayu terhadap satu sama lain. Pasti perasaan itu amat dahsyat sehingga mampu membuat Elang nyaris mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Kembali lagi kepada Hadi yang tengah menerima panggilan telepon dari salah satu bawahannya. Mereka membicarakan tentang penundaan meeting dan jadwal penggantinya ketika Hadi menangkap pergerakan kelopak mata dan jemari Elang. Tanpa banyak berpikir, lelaki itu langsung memutus sambungan telepon dan memencet bel untuk memanggil dokter.
Ketika kelopak mata itu perlahan terbuka, yang bisa Elang lihat adalah keburaman dan sedikit cahaya yang masuk ke retinanya. Sekujur tubuhnya terasa kaku, pegal linu dan remuk. Namun, detik itu ia menyadari bahwa ruhnya telah kembali ke tempat yang seharusnya.
Ia kembali ke masa depan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelara Ing Ati
Historical Fiction[Cakrawala Mandala Series #2] Jika Sang Hyang Adi Buddha berbaik hati mengembalikan jiwanya ke tubuh Ayu, akankah gadis itu mampu menemukan dan menaklukkan kekasih hatinya? Namun, mungkin Sang Pencipta takkan memberikan jalan yang mudah. Sang Hyang...