12 | Mikul Dhuwur Mendem Jero

3.9K 635 23
                                    

Mikul Dhuwur Mendem Jero = Menjunjung tinggi derajat orang tua dan menutupi kekurangan aib keluarga.



***



1356

Hayam Wuruk mengutarakan keinginannya untuk membatalkan perjodohan kepada Wijayarajasa. Ia mengatakan alasan yang sejujurnya, bahwa Sudewi ingin menjelajahi dunia dan hal itu tak mungkin bisa terjadi jika perempuan itu menikah dengan Hayam Wuruk.

"Paman, lebih baik kita batalkan saja perjodohan ini."

Alis Wijayarajasa bertautan. "Mengapa? Apakah kau tak lagi mencintai Sudewi?"

"Bukan seperti itu ...." Lirihan itu menggambarkan perasaan Hayam Wuruk yang sesungguhnya. Lelaki itu amat sangat mencintai Sudewi, tetapi ia tak bisa membiarkan Sudewi hidup dalam kekangan. Perempuan itu sudah membeberkan dengan jelas keinginannya untuk berkelana ke belahan dunia lain. Serta, Hayam Wuruk dapat merasakan jika Sudewi menyimpan perasaan kepada Anglo. Maka, tak ada alasan bagi Hayam Wuruk untuk terus menahan Sudewi di Majapahit, apalagi memaksa untuk menikahinya.

"Lalu, mengapa? Apa kau jatuh cinta kepada perempuan lain?" tanya Wijayarajasa penuh selidik.

"Bukan seperti itu pula. Namun, kurasa Yunda Sudewi ingin mengelilingi dunia dan mencari kisah-kisah lain berasama Anglo. Aku tak ingin mengekangnya dan mengurungnya di keraton jika keinginannya begitu kuat." Wijayarajasa jelas murka dan Hayam Wuruk merasa keputusannya untuk membeberkan perihal keinginan Sudewi adalah penyebabnya. Pamannya itu langsung mengusir Anglo dari Majapahit, membuat Sudewi menangis sembari memeluk kaki Wijayarajasa.

"Ayahanda, tolong jangan usir Anglo dari sini. Aku berjanji tidak akan meminta hal yang tidak-tidak seperti sebelumnya. Aku mohon, dengarlah permintaanku yang satu ini," ucap Sudewi dengan napas tersendat-sendat. Rasanya baru saja Sudewi jatuh cinta kepada Anglo, tetapi secepat itu pula mereka harus berpisah.

Dari kejauhan, Hayam Wuruk menatap Sudewi penuh luka dan kesedihan. Ia benar-benar ingin merutuki dirinya sendiri yang tak memikirkan konsekuensi dari ucapannya. Tak ia sangka Paman Wijayarajasa murka dan bahkan mengusir Anglo dari Majapahit. Ia kira ... pamannya yang satu itu akan mengabulkan segala sesuatu yang diinginkan oleh Sudewi.

Rahang Wijayarajasa mengeras, menandakan bahwa ia tengah memendam amarah. "Tidak bisa, Sudewi. Sudah bulat keputusan Ayahanda, tidak bisa dicabut lagi."

"Kumohon, Ayahanda," Sudewi kini bersujud di hadapan Wijayarajasa dan air matanya jatuh berlinangan ke tanah, "Hanya satu keinginanku, yaitu untuk mendengarkan kisah-kisah mengenai dunia darinya."

"Itulah yang membuatmu tak tahu diri!" Wijayarajasa mengepalkan tangan, napasnya yang panas memburu bagai naga, menatap nyalang ke arah putri kesayagannya, "Ayahanda memberi apa pun yang kau inginkan, mengusahakan segalanya untukmu dan bahkan Indudewi tak mendapatkan semua itu. Ia tak berani meminta apa-apa kepada Ayahanda, mendapatkan semua atas usahanya sendiri. Ia menerima dengan lapang dada ketika dinikahkan dengan Rajasawardhana. Dan kau semakin serakah ... meminta sesuatu yang mustahil! Bagaimana bisa kau ingin meninggalkan Hayam Wuruk demi lelaki yang tak jelas asal usulnya itu?"

"Akan tetapi, Ayahanda sendiri yang mengatakan bahwa Anglo adalah lelaki yang hebat!" bantah Sudewi, tak terima jika lelaki yang telah mengajarinya banyak hal tentang dunia, direndahkan oleh sang ayahanda.

Lelara Ing AtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang