18 | Aling-alingan Katon

3.7K 652 46
                                    

Aling-alingan Katon = berlindung, tetapi ketahuan. Dalam kisah ini, maknanya adalah seluruh rahasia Gauri dalam FMFE sudah tuntas di sini.



***



1361

Ki Walang adalah salah satu pertapa dan ahli spiritual tersohor di Majapahit. Leluhur-leluhurnya adalah penjaga Keraton Gunung Kawi, abdi yang dibawa Mpu Sendok pada masa pertapaannya dan ditugaskan untuk menempati tempat suci ini. Banyak yang meminta bantuannya untuk mendapatkan pusaka, terutama para bangsawan sebagai senjata perlindungan diri. Beberapa waktu yang lalu, ia kedatangan tamu tak terduga. Sesosok perempuan anggun datang menemuinya untuk meminta bantuan.

"Kuyakin kau sudah mengetahui siapa diriku, Ki Walang," ucap perempuan itu lembut, dipenuhi ketegasan dan wibawa.

Ki Walang mengangguk. Ia memiliki banyak kenalan dari bangsa tak kasat mata. Perempuan itu  jelas-jelas berasal dari kasta tinggi. "Tentu, saya pernah mendengar kabar tentang Anda."

Perempuan itu kembali menunjukkan senyum. Ia enggan menyebut namanya, sebab ia tak suka menunjukkan eksistensinya di hadapan manusia. Kali ini, kasusnya berbeda. Demi Gauri, ia rela melakukan apa saja. Ya, perempuan itu adalah sosok yang kelak diberi nama Nayanika oleh Gauri.

"Baguslah jika begitu. Ada seorang perempuan muda, selir dari Hayam Wuruk yang hendak datang kemari dan meminta bantuanmu untuk mendapatkan sebuah pusaka. Aku ingin kau mengatakan beberapa hal kepadanya." Perempuan itu pun menjelaskan hal-hal apa saja yang harus Ki Walang katakan di depan Gauri.

Ki Walang mengangguk paham. "Sesungguhnya sebelum Anda tiba pun, saya sudah mengetahui hal tersebut."

"Seperti yang sudah kuduga dari seorang Ki Walang."

"Mengapa tak Anda tak memberitahu Selir Gauri secara langsung seperti kebanyakan penjaga terhadap keluarga kerajaan yang lain?" tanya Ki Walang.

"Terima kasih banyak, kuserahkan semuanya kepadamu, Ki Walang. Gauri, gadis itu benar-benar tidak memiliki pengetahuan apa-apa tentang ilmu spiritual. Aku tak ingin ia kembali dibodohi dan mempercayai hal-hal yang salah. Dan lagipula, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk menampakkan wujudku di depannya." Maruta mengulum senyum, lalu hilang dalam sekejap mata tanpa menunggu jawaban dari lelaki tua itu.



***



Pagi buta, Ki Walang sudah menantikan kedatangan Gauri di halaman Keraton Gunung Kawi. Begitu merasakan kedatangan Gauri dan keponakannya, lelaki tua itu menyambut dengan ramah dan meminta mereka untuk berbicara empat mata. Ia sudah tahu hal apa yang kini mereka berdua perbincangkan.

"Selir Gauri dari Majapahit ... apa yang membawa Anda ke tempat ini?" tanya Ki Walang sebelum Gauri sempat memperkenalkan diri.

"Anda telah mengenal saya?"

"Perihal itu, tak perlu dibahas. Saya mengenal Anda jauh sebelum Anda memiliki niatan untuk datang kemari. Anda berdua merupakan keturunan dari Temenggung Adi Wirakusuma ... saya tahu itu. Mari berbincang di dalam, untuk pemuda yang satu ini, tolong tunggu di sini. Perbincangan ini hanya dimaksudkan untuk dua pasang mata saja," ucap Ki Walang sembari mempersilakan Gauri masuk ke dalam sebuah pendopo di tempat itu.

Lelara Ing AtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang