Ditelukake Pinesthi = Dikalahkan Takdir
***
1341
Beberapa bulan kemudian, Adirangga telah pulih sepenuhnya. Bahkan ia mulai menyesuaikan diri dan melakoni kewajibannya sebagai putra sulung dari seorang temenggung. Ia pun menyesuaikan diri dengan kepercayaan Adi Wirakusuma sekeluarga yang merupakan penganut Buddha yang taat. Padmarindi sering mengunjunginya untuk membantu memulihkan ingatan yang mana sebenarnya hal itu tidak ada gunanya. Adirangga yang sekarang adalah Elang, bukan Adirangga yang dulu.
Satu hal yang membuat Adirangga merasa bagaia, yaitu kelahiran adik kecilnya. Seorang bayi perempuan yang lucu, membuat Adirangga yang selama hidupnya menjadi Elang sama sekali tak memiliki saudara, merasakan bahagia yang membuncah. Begitu adik kecilnya itu lahir, Adirangga langsung mengecup keningnya dan mendeklarasikan bahwa ia akan melindungi adiknya tersebut dengan sepenuh hati, bahwa ia merelakan nyawanya melayang demi menjamin keamanan sang adinda tercinta. Dyah Gauri Kusuma Cahyaratri adalah nama yang sangat sempurna untuk menggambarkan kecantikan sang adik. Ia yakin, kelak ketika dewasa, Gauri akan menjadi gadis yang dipuja oleh para lelaki karena keelokan parasnya. Lelaki-lelaki itu harus mendapatkan restu dari Adirangga jika ingin mendekati Gauri. Ya, dia akan menjadi kakak yang protektif.
Namun, itulah yang Adirangga pikirkan beberapa bulan yang lalu. Semakin Gauri tumbuh, semakin Adirangga menolak untuk percaya. Seharusnya Adirangg tak kaget, Lumiere memiliki daya pengamatan yang tajam. Ia ingat betul bahwa dulu, semasa SMP, Lumiere pernah mengatakan, "Kalau dilihat dari sudut tertentu, sebenarnya kamu mirip sama Ayu, Lang." Elang kala itu tak percaya, lantas Lumiere berusaha untuk membuktikannya. "Coba pakai kerudung untuk menutupi jakunmu."
Dikalahkan oleh rasa penasarannya, Elang menurut. Ia turun dari kamarnya untuk meminjam kerudung salah satu asisten rumah tangganya. Dibantu Lumiere, ia mematut diri di hadapan cermin. Bak fotografer andal, Lumiere memotret Elang dari berbagai sudut dengan gawainya. Setelah selesai, ia menyuruh Elang untuk membuka galerinya, tepat pada foto Ayu ketika memakai kerudung saat ada pelajaran Pendidikan Agama.
"Tuh, agak-agak mirip. Terutama di bagian hidung, senyum kalian juga lumayan mirip kalau diperhatikan baik-baik," ucap Lumiere yang langsung membuat hati Elang berbunga kala itu, sebab Elang memercayai pepatah jodoh terlihat mirip satu sama lain. Kini Adirangga tahu bahwa kemiripannya dengan Ayu bukan karena mereka berjodoh, melainkan karena mereka sedarah pada kehidupan kali ini. Adirangga takkan terkejut jika suatu saat nanti kembali memiliki adik lelaki yang begitu mirip dengan Damar, mengingat banyak yang menyadari kemiripan mereka berdua. Bahkan banyak yang menduga bahwa Elang dan Damar sebenarnya masih bersepupu.
Pagi ini, Adirangga menjaga Gauri di dipan depan rumah. Ibundanya tengah membantu para rewang di dapur dan sang ayahanda telah berangkat menuju Pendopo Kabupaten. Adirangga memangku sang adik dan menatapnya sayu, hatinya hancur berkeping-keping. Bagaimana caranya menoak untuk percaya bahwa Ayu adalah reinkarnasi Gauri? Adirangga bahkan berani bersumpah bahwa salah satu foto masa kecil Ayu yang pernah gadis itu gunakan sebagai display picture sosial medianya, begitu mirip dengan Gauri. Ia menangkup pipi Gauri yang berisi, lalu membenarkan letak kain-kain batik yang melilit tubuh adiknya. "Hati Kangmasmu ini hancur seketika kala mengetahui bahwa kau adalah Ayu, Gauri. Rasanya ingin menolak, tetapi buktinya sudah terpampang nyata. Mengapa kau harus menjadi adikku? Jika saja kau lahir dari rahim seorang rewang ... aku masih bisa mempertaruhkan segalanya untukmu. Tak masalah jika usia kita terpaut terlalu jauh, aku masih bisa menunggumu tumbuh dewasa. Kenapa ... kenapa setelah menjadi Adirangga pun, aku tak bisa memilikimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelara Ing Ati
Historical Fiction[Cakrawala Mandala Series #2] Jika Sang Hyang Adi Buddha berbaik hati mengembalikan jiwanya ke tubuh Ayu, akankah gadis itu mampu menemukan dan menaklukkan kekasih hatinya? Namun, mungkin Sang Pencipta takkan memberikan jalan yang mudah. Sang Hyang...