2. FIRST ENCOUNTER

779 67 153
                                    

Selamat membaca

.

.

.

Sebelumnya

"Gadis aneh"

Seharusnya ia mendapat pertanyaan basa-basi seperti kau tak apa atau permintaan maaf kan? Kenapa gadis itu malah berbicara sendiri dan melenggang pergi begitu saja?

"EEEhhhhhh!!!!!"

------------

"eeeEEEhhhHHH!! Diakan yang hyung-bantet berikan datanya!!! Aduh." Pemuda yang ditabrak bahunya tadi baru tersadar setelah gadis berambut coklat tadi hilang dari pandangannya dan dia yang baru sadar dari rasa takjubnya, ralat kagetnya.

"Ayo kook, kita pulang. Kelas hari ini sudah selesai." Sebuah suara memanggilnya dan ia harus mengesampingkan gadis itu dulu. Prioritas utama harus selalu didahulukan.

"Eh? Oh! Oke hyung, ayo, aku akan mengantarmu." Jawab bocah kelinci tadi dengan setengah berlari mengejar hyungnya yang berjalan cukup cepat menuju parkiran.

"Kau akan tinggal dikamarku lagi hari ini?"

Blush 'sial aku seperti gadis SMA saja' batin Jungkook.

 (A/n : kamu bikin salah paham kook)

"Tidak hyung, aku akan mendapatkan es krim merahmudaku besok, aku sudah menemukan target yang kau maksud." sahutnya sambil mengenakan sabuk pengaman sebelum melajukan mobil berlogo R ganda tumpang tindih itu di jalanan kota Seoul.

"Baiklah, lakukan dengan cepat." si penanya lantas memejamkan mata dan bersandar pada kursi penumpang samping Jungkook. Ia tak suka duduk dibelakang dan menganggap Jungkook hanya supirnya saja. Jungkook memiliki arti lebih bagi dirinya. 

***

'bzt bzt bzt'

Terdengar suara panggilan dari ponsel seorang laki-laki yang sedang duduk di sofa kamarnya. Panggilan dari seseorang yang sudah memeriahkan hari-hari nya bertahun-tahun ini.

"Ada apa? Sudah?"

Suara dari tempat lain yang cukup ramai itu terdengar Ketika dia mengangkat panggilan telfon.

"Hyung, apa kau yakin dia adalah yang kau cari selama ini? Aku bahkan sudah lupa berapa banyak orang yang telah kuambil sampelnya." Tanya orang itu dari seberang telfon. Ia ragu karena targetnya kali ini adalah seorang biasa, berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya.

"Lakukan saja seperti biasa!"

"Ne, akan segera saya lakukan, nanti malam akan ku serahkan ke hyung dilabnya."

'Tuuuttt tuttt' panggilan diputuskan sepihak oleh si penelfon.

"Haaaaaaaaaaaah......." Helaan napas Panjang menggema di seantero kamar yang luas itu. Luas dan sepi... Juga dingin.....

Namja tampan itu tampak bersandar di sofa kamarnya setelah menutup panggilan dari jungkook dengan lengan menutup kedua matanya. Dia berharap kali ini adalah kali terakhir dan menemukannya. Usianya yang menginjak 25 tahun mengharuskannya untuk segera menduduki kursi kosong yang telah dijaga sang nenek selama hampir 10 tahun.

Kali ini variable pencarian diperluas. Kriteria awal yang ditentukan olehnya hampir semua tidak ada yang cocok pada tes akhirnya. Yang awalnya anak-anak dari kalangan atas, kemudian diperluas kalangan menengah, dan kini harapan terakhirnya ada pada anak-anak kelas bawah. Ia tentu tak yakin adiknya akan berada disana. Tapi ia takkan melewatkan satu titik pun bukan. Pencarian dilakukan tidak hanya berdasarkan usia. Yaah itu adalah seleksi pertamanya. Tapi poin-poin lainnya tak bisa begitu saja dilewatkan. Jimin, dengan keahliannya menggunakan tekhnologi, ia percayakan untuk mencari kandidatnya dan Jungkook karena kelincahannya bertugas menemui kandidatnya dan mengambil sampel tanpa ketahuan identitasnya. Mengingat status sosialnya, apabila mereka tertangkap melakukan tindakan ini, posisinya akan terancam. Meskipun dalam situasi terhimpitpun ia yakin Jungkook takkan menyebutkan Namanya. Tapi, marga dan statusnya akan dengan mudah menyeret nama Taehyung juga. Sebab hampir 23/7 Jungkook hampir selalu ada disampingnya.

LIKE A MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang