9. KNOW YOU MORE?

292 41 37
                                    

Selamat membaca

.
.
.

"Aku sudah memilih, Jungkook, dan kau tau siapa itu." Taehyung melangkah, mendekati Jungkook, menarik kepala bocah itu, mendekat, hingga tersisa beberapa centi dengan ujung hidung hampir bersentuhan. Jungkook makin kalut, tangannya mencengkeram baju Taehyung bagian pinggang. Wajahnya total merah. Salahkan gen keluarganya. Matanya memejam. Wajah Taehyung kian mendekat....

"KIM TAEHYUNG!"

"JEON JUNGKOOK!"

Plak Plak

Rasa kesal yang bercokol didalam hati itu dilampiaskan dengan mendaratkan tangan keriput pada pipi gembil yang tadinya sudah memerah padam. Kini harus bertambah bekas telapak tangan dikedua sisi. Ia takkan menampar cucunya sendiri.

"Jangan mengotori tempat ini dengan perbuatan kalian. Kau Kim Taehyung, kembali ke kamarmu! Pengawal akan menjaga pintumu jadi jangan coba-coba untuk keluar!" Telunjuk itu mengarah pada dada sang cucu yang berdiri angkuh didepannya. Kemudian beralih pada hidung bangir pemuda lainnya.

"Dan kau! Keluar, aku melarangmu masuk kemari selama satu minggu dan dilarang menemui Taehyung. Kau diliburkan dari tugasmu menjaga Taehyung. Ganti tugasmu di minggu depan. Utus Anak buah terbaikmu untuk menggandakan pengawalan Taehyung." Jungkook membungkuk hampir 90⁰, berbalik pergi dengan melirik Taehyung sekilas, menunduk tak sampai 5⁰ agar tak kentara. Taehyung hanya melihat melalui ekor matanya, kemudian berbalik kembali ke kamar.

***

Cafe

"Sunbae, Lisa-sunbae dimana? Bukankah ia shift malam bersamaku?" Mata itu beredar mencari sosok seniornya yang sudah membimbing lebih dari satu bulan.
"Dia tak menghubungimu? Dia tampak tak enak badan, bos menyuruhnya pulang."

"Ah baiklah, Terimakasih sunbae."

"Oh sunbae, kau akan pulang? Bisa kita bertukar shift malam ini? Aku akan menggantikan 2 shiftmu di akhir pekan. Bagaimana?" Dengan anggukan setengah ikhlas, seniornya yang hendak pulang akhirnya berbalik, lumayan ia bisa libur di akhir pekan berkat anak baru itu. "Oh tolong ijinkan pada bos ya sunbae, aku buru-buru!" Ibu jari itu terangkat dari si empunya yang berjalan tanpa menoleh kembali pada Jungkook.

Jungkook lantas berbalik, berlari mengejar Lisa yang ia perkirakan belum terlalu jauh.

"Jimin-hyung, kau dengar aku? Aku tau melacak Lisa, tolong bimbing aku dengan jalan tercepat!" alat komunikasi in-ear transparant yang terpasang apik di telinga kirinya itu dapat tersambung otomatis dengan Jimin. Dengan arahan Jimin, Jungkook naik ke atap gedung, menghindari orang-orang yang berlalu lalang di bahu jalan. Mengencangkan ikatan tali sepatunya ia melompat dari atap gedung ke atap yang lain, melewati jendela, berlari turun kala berada diujung jalan. Berbelok sesuai instruksi Jimin.

Langkah cepat itu menandakan si empunya belum menemukan yang dicarinya. Seolah tak memiliki lelah kaki panjang itu dibawa berlari dan melompat hingga ujung gedung. Di ayunkan tungkai-tungkai itu memetak anak tangga, berlari hingga menabrak orang-orang, ia berhenti ketika di ujung jalan, di seberang sana ia melihat Lisa berjalan dengan tanpa semangat, tangannya yang satu bertumpu di dinding toko-toko disisinya untuk seseorang yang sedang tak enak badan, gadis itu berjalan sudah sangat jauh. Jungkook mengamati, mengikuti dalam diam dalam jarak yang cukup jauh untuk tak disadari keberadaannya. Ia tak pulang ke rumah Lisa hampir 1 minggu, beralasan pulang ke Busan, tempat nenek, ibunya sang ibu. Tapi apa ini, yang didapatinya Lisa sakit, pantas saja Taehyung memiliki firasat yang sayangnya seringkali tepat dan kuat.

LIKE A MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang