Selamat Membaca, anggap aja sebagai ngabuburin dengan 7000 kata.
.
.
.Taehyung benar, mencari di rumah sakit tempat Jungkook dirawat adalah langkah paling tepat. Nyatanya sang adik memang disana. Kini ia terus menahan gadis itu untuk terus duduk disampingnya, menikmati sarapan yang agak terlambat setelah mengutus pengawalnya membeli sarapan untuk keduanya.
Jungkook?
Diam melihat makanan yang tersaji untuk kedua kakak-beradik itu. Ia juga mau, sayangnya hanya bubur yang baru diijinkan untuk ia nikmati. Ia hanya bisa berbaring diranjang rawatnya. Mengenaskan.
"Kalian hanya akan diam atau menghabiskan makanan lezat itu sih?" Jungkook buka suara, kesal juga adegan makan itu bergerak begitu pelan, dimatanya, "Jika tidak, untukku saja."
"Kau hanya boleh makan bubur bukan, Jeon? Lagipula kau sudah disuapi Lisa tadi." Jungkook mencebik mendengar jawaban Taehyung. Belum lagi tangannya yang seenaknya menahan Lisa untuk bangun dan sedikit memaksa gadis itu untuk makan lebih banyak. Lisa juga sesekali menoleh pada Jungkook, seolah mengatakan 'maaf' berulang kali.
Lisa akhirnya menghabiskan hampir sebagian besar makanan yang di pesan Taehyung, bahkan saat ia sudah kenyang -jaga image bung- Taehyung turun tangan untuk menyuapinya.
"Kau harus makan lebih banyak. Jangan terlalu kurus begini." Ucapnya untuk kesekian kali. Dimana kali ini, Taehyung mengulurkan sebotol susu coklat untuk Lisa.
Lisa sendiri menurut saja, toh pujaan hati yang memberikannya bukan? Ah, perasaan sebelah tangan sepertinya lebih tepat.
"Kalian akan sampai kapan berduaan begitu?" Jungkook lagi-lagi mengganggu keduanya, Lisa bahkan mencuri waktu untuk menembakkan laser dari kedua matanya.
"Kau cemburu Kookie-ah?" Goda Taehyung, bahkan dengan kurang ajarnya lengannya melingkar dan bertengger di bahu sempit Lisa.
Taehyung terkekeh, sekali lempar batu, dua burung kena timpuk. Wajah Jungkook memerah kesal meski ia tahu keduanya adalah kakak-beradik, sedang Lisa memerah malu dan tersipu.
"A-aku ke kamar mandi sebentar, O-oppa..." Lisa melepas rangkulan Taehyung perlahan, ia jadi terbata saat mencari cara melepaskan diri dan menyelamatkan hatinya. Juga entah mengapa pikirannya menyuruhnya menjaga perasaan seseorang, Jisoo? Atau ada perasaan lain?
Taehyung dengan mudah melepaskan Lisa. Lucu sekali menggoda adiknya, pikirnya.
Sepeninggal Lisa ke kamar mandi, Taehyung berdiri dan berjalan mendekati Jungkook. Pemuda itu lantas waspada, takut-takut dipukul oleh Taehyung karena Lisa kabur menemuinya.
Tanpa disangka, Jungkook menahan nafas saat Taehyung mendekatkan wajah ke wajahnya. Heol, ingin membuat kontroversi apa lagi sih tuannya itu?
Jungkook makin kalut saat hidung mancung Taehyung tanpa sengaja menyenggol pipinya yang kini lebih berisi -tinggal di rumah sakit tanpa beraktivitas berat, membuatnya menambah berat badan- dan terus bergerak menyusuri pipinya yang bahkan tanpa sengaja bibir Taehyung juga menyentuh pipinya.
"Kuberi ijin keluar, bicarakan dengan Jin-hyung. Segera jaga Lisa. Samchon kembali." Nafas hangat Taehyung menerpa telinga dan lehernya saat berbisik mengenai misi yang harus segera diembannya. Jungkook paham, namun cara menyampaikan Taehyung itu tak pernah normal, membuatnya memerah malu dan sebal.
"Oh! Maafkan aku." Lisa kembali masuk ke kamar mandi saat melihat posisi Taehyung dan Jungkook yang 'sedikit' mesra.
Jungkook makin kesal saat Lisa justru keluar disaat yang tidak tepat, membuatnya makin malu karena kesalahpahaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A MOVIE
FanfictionLisa tak menyangka jika hidupnya akan menjadi layaknya drama di televisi. . . cerita ini beralur lambat, lebih lambat dari siput tetangga, harap bersabar karena mungkin satu part tidak menyelesaikan satu masalah atau malah menambah masalah