17. MA FAUTE

252 35 108
                                    

Selamat membaca
.
.
.

"Jimin, cari keberadaan Lisa dan Jungkook. Cepat!" Taehyung kalut, Taehyun mengirim kabar bahwa diadakan rapat darurat dewan istana. Memang sesuai rencananya, tapi kemarahan Jeon-Ahjussi diluar perhitungannya.

Dari pengintaian Taehyun, Tuan Jeon tampak marah dan mengirim sesuatu melalui ponsel pria itu. Taehyung tahu sesuatu diluar perhitungannya akan terjadi. Saat ini prioritasnya adalah menemukan Jungkook dan yang terakhir ia tahu Lisa bersama pemuda itu.

"Lisa masih di kafetaria Fakultas Seni dan Design. Dari CCTV Jungkook terakhir terlihat tiga puluh menit sebelumnya, dia sepertinya ke toilet, Tae." Jimin memberi laporan setelah menyusuri CCTV Fakultas melihat titik koordinat terakhir mereka ada disana. Taehyung sendiri bergegas mencari Jungkook setelah mendapat laporan dari Jimin.

"Lisa? Dimana Jungkook? Toilet terdekat ada dimana? Cepat!" Lisa sendiri turut tergesa dan gugup juga kebingungan.

"Dia di toilet sebelah sana. Ada apa Oppa?" Taehyung tak mendengar pertanyaan Lisa, tubuhnya bergerak lebih cepat dari pikirannya. Yang terpenting menemukan bocah itu sebelum terlambat.

"Jungkook-ah, Kook-ah, Jeon Jungkook, dimana kau?" Taehyung membuka satu persatu bilik yang ada di toilet kafetaria. Kini tersisa bilik paling ujung dan tertutup.

"Jungkook-ah...." Ketemu, Taehyung menemukan Jungkook meringkuk diatas kloset yang tertutup. Pupil mata pemuda itu bergetar dan bergerak tak menentu. Tubuhnya bahkan sudah bergetar hebat. Taehyung melangkah pelan, berusaha setenang mungkin untuk tidak mengejutkan pemuda Jeon tersebut.

Tubuh bergetar itu dirangkul, direngkuh kedalam dekapan seorang kakak laki-laki, "Sssh, tenang aku disini, tak apa."

"H-hy-hyung... Abeoji marah padaku."

"Ssh, tidak, dia tak akan marah, ada aku, jangan pulang oke?" Taehyung melepas rengkuhannya, menggenggam kedua bahu bergetar itu lembut. Menatap pasti tepat di kedua obsidian bergetar adik laki-laki kecilnya.

"Tapi Abeoji memerintahkan untuk pulang. Aku harus pulang hyung. Abeoji marah padaku. Aku harus pulang hyung." Taehyung menggeleng. Rumah Kediaman Jeon bukanlah tempat yang tepat untuk dituju saat ini. Ia harus membawa Jungkook menemui Seokjin.

Jungkook dengan tanpa kesulitan berdiri dan melepaskan diri dari cekalan Taehyung. Wajah pucat pasi itu tak berekspresi apapun. Ayah pemuda itu sangat jarang menghubungi putranya, namun sekalinya mengirim pesan akan mengguncang kewarasan Jungkook. Ini kelima kalinya melihat Jungkook mengalami seperti ini, bahkan pemuda itu takkan seketakutan ini saat menghadapi lawannya. Tapi Tuan Jeon memiliki pengaruh yang sangat besar pada putranya.

Jungkook berjalan seperti mayat hidup, dipikirannya hanyalah menghadap sang ayah. Lisa yang melihat Jungkook kembali kalut. Taehyung saja secemas itu, ada masalah apa sebenarnya. Ingin memanggil pemuda kelinci itu, namun pandangannya tampak kosong.

"Lisa, cegah Jungkook pulang, setidaknya tahan dia, aku akan mengambil mobil." Lisa mengangguk saja, mencoba menahan dan mengejar Jungkook. Langkah pemuda itu sempat terhenti saat Lisa berhasil meraih tangan Jungkook, tapi gadis itu terdorong hingga terjatuh ke lantai meski hanya dengan sedikit usaha dari Jungkook. Sayangnya Dewi Fortuna lebih berpihak pada Tuan Jeon, Jungkook bahkan tiba di halte bus kampus dengan cepat kemudian turun mencari taksi. Nahasnya, mobil Taehyung terhadang kendaraan lain di basement Fakultasnya. Lisa sendiri setelah terdorong dan langsung mengejar saja kalah cepat dari Jungkook.

***

Kediaman Keluarga Jeon

Penjaga pagar kediaman Jeon terkejut bukan kepalang, tuan muda mereka kembali ke rumah setelah memutuskan keluar tiga tahun silam. Ini ketiga kalinya dirinya mendapati tuan mudanya kembali pulang dengan wajah pucat dan itu merupakan pertanda yang buruk. Meski ingin menyelamatkan tuan mudanya, ia tetap tak bisa berbuat apa-apa karena tuan besarnya sudah memberi perintah mutlak untuk membuka pintu dikala Jeon muda sudah menampakkan hidungnya.

LIKE A MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang