Chapter ini belum di sunting, di review dan lainnya, pokoknya di publish dulu karena kangen ngisi notifikasi kalian hehehe
●●●
Selamat membaca
.
.
.
Mobil S-class hitam dikemudikan dengan kecepatan cukup tinggi membelah jalanan malam kota Seoul. Pemuda Jeon dibuat senam kesehatan jantung malam-malam, mengusir kantuk yang sudah sejak sore menggelayuti matanya.Jalanan yang mereka lalui pun ia rasa tak mengarah ke kediaman utama. Justru menjauh. Mereka tak mungkin bermalam di markas, bukan?
"Hyung?" Tak ada sahutan, ia didiamkan sejak mereka meninggalkan rumah Perdana Menteri Kim.
"Hm?!" Dahi Jungkook berkerut, matanya menyipit untuk melihat apa yang ada di depan mata karena cahaya yang cukup terang.
Sebuah restoran.
Tapi mereka sudah makan malam tadi.
Mobil dikemudikan ke tempat parkir. Taehyung masih mendiamkannya. Pemuda Kim bahkan turun tanpa sepatah kata pun. Meninggalkan pemuda Jeon yang kebingungan di dalam mobil. Pemuda itu dibuat semakin bingung saat Taehyung berjalan ke sisi pintunya, membuka lalu mengulurkan tangan.
Hidung Jungkook mengembang, ia curiga.
Tangan yang menengadah itu di gerakkan naik turun pertanda ketidaksabaran. Mau tak mau, pemuda Jeon itu menerima uluran tangan. Ini aneh baginya.
"Sudah kukatakan kita akan kencan. Tapi Jisoo dan dirimu justru mengacau."
Heh?! Jungkook kaget bukan main, bukankah seharusnya mereka tak perlu sandiwara sejauh ini?
Tautan tangan mereka dilepas sepihak oleh Taehyung. Pemuda itu kini berjalan meninggalkan Jungkook yang masih bengong.
"Tidak mau kencan?"
Jungkook berlari kecil mengejar Taehyung, meski tak paham, anak itu tetap mengikuti apa mau pemuda yang lebih tua.
Keduanya disambut ramah oleh pelayan restoran. Mereka diantar ke ruangan yang sudah di pesan Taehyung entah kapan. Jungkook hanya mampu mengekor tanpa suara.
Ruangan bernuansa hangat dengan lampu kekuningan, kursi dan meja makan yang ditata di tengah ruangan namun dekat dengan jendela. Hiasannya juga terasa seperti ruang makan sebuah rumah keluarga yang hangat. Pada meja ada dua peralatan makan yang disiapkan. Vas berisi Alstroemeria menjadi penghidup suasana pada meja berwarna putih gading.
"Kami akan mengantar hidangannya sekarang, Tuan." Pelayan yang mengantar mereka pamit undur diri.
"Duduklah, Jungkook."
"Hyung...." Taehyung berdeham, mengisyaratkan Jungkook untuk melanjutkan ucapannya, "Kita sudah makan malam tadi."
Taehyung hanya tersenyum, membiarkan Jungkook kebingungan seorang diri di ruangan yang hanya ada mereka. Anak itu lantas memainkan tisu untuk mengurangi kegugupannya.
"Tenanglah, kita tidak akan makan terlalu berat. Tunggu sebentar lagi lalu akan aku jelaskan."
"Tapi...."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A MOVIE
FanfictionLisa tak menyangka jika hidupnya akan menjadi layaknya drama di televisi. . . cerita ini beralur lambat, lebih lambat dari siput tetangga, harap bersabar karena mungkin satu part tidak menyelesaikan satu masalah atau malah menambah masalah