Greget pengen update huft,, mumpung goodmood ye kaan...
Warning!
Jangan emosi ya hahaha
Kindly Reminder : cerita ini untuk usia >18 thn yaa hahaha
.
.
.
Selamat membaca
.
.
.
Satu bulan berlalu, tanpa masalah berarti, hanya Jungkook yang sering menjatuhkan Latte sebelum sampai ke meja pelanggannya. Lisapun belajar banyak hal ketika membimbing Jungkook. Menghadapi pemuda kaku dan belum pernah bekerja sepertinya membuat dirinya harus semakin banyak menabur pupuk di pohon kesabarannya. Bagaimana membimbing orang lain ternyata tak semudah kelihatannya.
Dia dan Jungkook hari ini mendapat libur ekstra selama 1 hari penuh dari bos mereka dan Jungkook pergi menemui kakak laki-lakinya. Di cari sang nenek katanya, jadi dia harus pulang meski dalam mode 'minggat'.
Oh meskipun satu bulan ini mereka bersama, dan Jungkook tetap menumpang dirumah Lisa, gadis itu belum mengetahui alasan pasti pemuda itu kabur dari rumah selain ingin mandiri dan marah pada keluarganya. Mungkinkah dia akan dijodohkan? Tapi dia masih muda kan? Atau karena diremehkan sebab tak bisa melakukan apa-apa? Kasihan sekali hidup anak kaya ini.
Bagaimana Taehyung?
Akhirnya dia memperbolehkan Jungkook tinggal di rumah adiknya. Dengan banyak peraturan tak tertulis yang mutlak tak boleh dilanggar. Adegan perban yang diputuskan untuk tak dilaporkan saja sudah memberikan aturan sepanjang rel kereta. Bagaimana jika dilaporkan? Mungkin Jungkook harus memakai baju selam selama 24/7 tanpa boleh dilepas selain saat mandi!
Saat tugas jaga malam pun Jungkook pergi mengendap-endap melalui jendela cukup bersyukur tubuhnya termasuk ramping untuk ukuran laki-laki meski memiliki porsi makan bak atlet gulat untuk melewati jendela kecil kamar Lalisa dan ketika pagi dia berkilah berangkat duluan.
***
"Yang Mulia Halma-mama memanggil untuk apa hyung?"
Begitu pantat itu mendarat di kursi samping pengemudi mobil -dengan logo bentuk wanita yang condong ke depan dengan lengan terjulur ke belakang dan di atasnya, terdapat kain yang melengkung membentang dari kedua lengannya ke punggung, menyerupai sayap- Jungkook menanyakan perihal apa yang membuatnya sampai dipanggil bersama Taehyung.
"Aku tak tahu Jungkook-ah. Mungkin ada yang menyebarkan rumor tak jelas karena kedekatan kita belakangan ini." Jawabnya acuh sambil melihat keluar jendela mobil.
***
"JEON JUNGKOOK!" mata bulat itu terpejam erat kala semburan kemarahan ia dapatkan setekah memberikan salam pada Yang Mulia Halma-Mama. Suara tenang, tegas dan tak terbantahkan itu lebih mengerikan daripada dua kakak-beradik yang sebulan ini semakin memenuhi kehidupannya.
"N—ne, Yang Mulia?"
"Kau tahu mengapa aku memanggilmu dan Taehyung bukan?"
"M—maafkan saya." Kepala itu tertunduk makin dalam.
"Halma-Mama!! Jungkook..."
"DIAM!" heol calon raja itu dibentak sang nenek.
"Pertama, dimana kau saat tabrakan itu terjadi, aku dengar dari supir Baek, kau tak ikut mengawalnya. Mana tanggungjawabmu?" Mereka masih diam, mendengarkan pertanyaan dan perintah dari sesepuh istana tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A MOVIE
FanfictionLisa tak menyangka jika hidupnya akan menjadi layaknya drama di televisi. . . cerita ini beralur lambat, lebih lambat dari siput tetangga, harap bersabar karena mungkin satu part tidak menyelesaikan satu masalah atau malah menambah masalah