20. STUCK

237 34 1
                                    

Yoooo~ fresh from the oven~
.
.
.
Selamat membaca
.
.
.

Kakinya ditekuk rapat, gusar, bantalan duduk dibawahnya sama sekali tak memberikan rasa nyaman, juga harum teh di hadapannya yang masih mengepul hangat tak juga menenangkan. Manisan cantik yang juga disajikan sebagai pendamping teh nampaknya juga tak menggugah selera.

"Minumlah, aku memesannya langsung dari perkebunan di Jeju-do." Titah seseorang dihadapannya. Mau tak mau ia mengangguk patuh dan dengan tangan gemetar meraih cangkir putih mahal berisi teh dengan sebuah bunga krisan mengambang di dalamnya.

"Kau bilang namamu Park Lisa?" Tanya orang itu penuh wibawa meski suaranya tetap tenang dan halus.

"N-nee, saya Park Lisa." Jelasnya terbata tanpa berani menatap yang menurut spekulasinya wanita dihadapannya itu adalah pemimpin tertinggi negaranya.

"Nama yang cantik untuk gadis yang cantik. Kata cucuku, kalian teman kuliah?" Tanyanya lagi. Lisa lagi-lagi menelan ludah dengan susah payah.

"Ne, saya hoobae dari Taehyung-sunbaenim." Lisa tak tahu harus memanggil wanita yang hampir seabad itu seperti apa, belum lagi raut wajah yang berubah saat ia menyebut Taehyung dengan embel-embel sunbaenim.

"Jurusan politik?"

"A-animida, saya mengambil jurusan seni, kami bertemu karena Taehyung-sunbaenim datang ke departemen saya." Jawaban Lisa bukannya menyelesaikan keingintahuan wanita tua dihadapan gadis itu, namun justru membuat rasa ingin tahunya semakin besar.

"Ke departemenmu? Seni? Untuk apa?"

"Sa-saya tidak tahu tentang hal itu. Saya kira Taehyung-sunbaenim mahasiswa di departemen saya. Sa-saya juga tidak tahu jika Jungkook-ssi adalah adik dari Taehyung-sunbaenim, kami berteman lebih dahulu." Jelasnya yang semakin memperkeruh situasinya. Lisa merutuk dalam hati mengapa ia bisa terjebak di acara minum teh mendebarkan seperti ini bersama pemegang kuasa tertinggi negaranya.

"Jungkook?!" Suara tenang itu naik satu oktav, membuat Lisa merapal doa sebisanya.

Semua bermula setelah Jungkook membeberkan surat berisi ancaman yang diterima Lisa saat kedua kakak beradik itu pergi ke taman hiburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua bermula setelah Jungkook membeberkan surat berisi ancaman yang diterima Lisa saat kedua kakak beradik itu pergi ke taman hiburan. Saat itu Taehyung masih memasang wajah tenang dan lunak, tak ada gurat kemarahan atau apapun.

Lisa pikir Taehyung tak mempermasalahkan hal kecil itu dan menganggap lalu apa yang diceritakan Jungkook. Taehyung bahkan tak menanyai Lisa mengenai asal muasal bagaimana surat itu bisa ada padanya. Taehyung hanya tersenyum dan pergi keluar diikuti Jimin, lagi.

Lisa memandang Jungkook penuh tanda tanya. Pemuda yang dipandangi hanya sibuk berdoa agar Jimin atau siapapun baik-baik saja dan tak menggantikan posisinya sebagai sandsack hidup Taehyung.

"Tenang saja. Hyung hanya akan pergi menyelidiki masalah ini." Tenangnya pada Lisa sembari mengusap lembut punggung tangan si gadis yang di letakkan di sisi ranjangnya. Meski ia sendiri juga tak tenang.

LIKE A MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang