𝐈𝐈𝐈 - 𝐎𝐡 𝐋𝐨𝐫𝐝!

11.1K 2.1K 842
                                    

'Kata Naoto, pada tanggal 3 Agustus, Draken mati karena terlibat perseteruan antara Kubu Mikey dan Kubu Draken. Tapi, saat aku kembali ke 12 tahun yang lalu, justru perseteruan Touman dan Moebius akan dimulai.'

Takemichi memandangi langit-langit kamarnya dengan dahi berkerut, menandakan betapa kerasnya ia berpikir.

'Lalu tiba-tiba seorang gadis muncul memperingatkan kami. Dia juga kelihatannya tahu bahwa aku datang dari masa depan.'

Alis pemuda bersurai pirang cerah itu semakin bertaut, 'Itu artinya...'

"Kepalaku tidak bisa mencernanya!" gusarnya dengan putus asa.

Bukan hanya mencari tahu penyebab perseteruan antara Mikey dan Draken, kini Takemichi juga harus mencari tahu siapa sebenarnya gadis itu.

"Eh? Kalau tidak salah gadis tadi bilang kalau yang akan menusuk Draken adalah seorang pengkhianat..." Takemichi menyentuh dagunya kembali berpikir, "Apa itu berarti Mikey dan Draken tidak pernah berseteru?"

Merasa buntu, pemuda kelas 2 SMP itu membalikkan tubuhnya gerah, "Argh! Akan kucari tahu besok saja!"

Pertama-tama, Takemichi harus terlebih dahulu memastikan apakah perselisihan antara Ketua dan Wakil Ketua Geng Touman benar-benar terjadi.

Untuk mengetahuinya dia akan menjadi pengawal pribadi Draken!

 

+

[Name]

Aku memalingkan pandangan ketika suara berisik memasuki indera pendengaranku. Retina mataku menangkap Mitsuya yang menghentikan motornya dan menghampiriku dengan dua kantung plastik di tangannya.

"Kau lama sekali, ya."

Setelah semalaman menginap di rumah Mitsuya dan menceritakan tentang diriku―yang tentu saja kuimbuhi dengan beberapa kebohongan, pemuda itu kini berhasil kutarik sebagai sekutu, setidaknya untuk saat ini.

"Cukup sulit mendapatkannya," balasnya seraya menyerahkan benda yang ia bawa, "Untungnya juniorku di klub punya."

"Terimakasih."

Aku membuka salah plastik dan menemukan dua yukata bermotif sederhana berwarna putih dan cokelat pudar, sepasang dengan dua kain segi-empat polos berwarna serupa. Pakaian yang aku inginkan.

Di plastik kedua, aku mendapati air mineral serta beberapa koin dan lembaran uang Jepang yang baru pertama kali kulihat. Aku bahkan tidak memintanya.

'Dia benar-benar baik.'

Teringat olehku bagaimana Mitsuya mau repot-repot mencarikanku tempat tinggal baru ketika matahari bahkan baru muncul dari tempat naungannya. Semalam, sebenarnya Mitsuya sudah menawarkan rumahnya padaku namun aku menolaknya.

Tentu saja ada alasan untukku melakukannya. Pertama, dia adalah lelaki lajang, aku enggan berlama-lama tinggal di atap yang sama dengannya. Kedua, aku tidak mau ibunya tahu ada gadis asing tinggal serumah bersama anak laki-lakinya. Setidaknya aku malas mencari alasan, apalagi terlibat skandal.

"Aku masih belum bisa menerima penjelasanmu."

Suara yang memasuki indera pendengaranku membuat atensiku kembali beralih pada pemuda yang kini tengah meregangkan tubuhnya. Punggungnya bersandar di tumpukan barang-barang usang dimana bus pariwisata tergeletak―tempatku beberapa hari ke depan.

'Emang ya anak berandal itu tau-tau aja kalau ada tempat kayak gini. Btw, tinggal di bus malah jadi keinget anime NTR apa gitu, yang MC-nya balik juga ke masa lalu.'

𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang