𝐗𝐈𝐈𝐈 - 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐧𝐞𝐫 𝐀𝐣𝐚?

7.5K 1.8K 824
                                    

Daripada menjadi korban pelecehan Hanma Shuji, atau menjadi penghalang bagi Baji Keisuke―aku memilih mempertaruhkan nyawaku dengan melompat dari atas jembatan, menggantungkan hidupku kepada Allah.

Arus sungai ini cukup deras dan dasarnya lebih dalam dari yang kukira. Sementara air tawar mulai berlomba-lomba memasuki tubuhku ketika napasku akhirnya mencapai batas.

Menyakitkan sekali. Sekarat karena tenggelam lebih menyakitkan daripada mati dalam sekali 'dor'. Apalagi ruhku belum dicabut.

Tapi tidak masalah, begini saja cukup. Ini lebih baik daripada kehilangan kehormatanku. Siapa tahu malah aku bisa kembali ke dunia asalku, bukan?

Aku pikir begitu...

Nyatanya sepasang tangan yang menarik tubuhku ke atas adalah hal terakhir yang aku ingat.

Ah, sayang sekali. Sepertinya kematian bukan cara terbaik keluar dari dunia ini.

 

+

[Normal]

"Uhuk! Uhuk!"

(Name) berada di ujung kesadarannya ketika sang penyelamat membawanya ke daratan, dia terbatuk-batuk dan memuntahkan air dengan napas tersengal. Setelah hampir lima menit sibuk dengan diri sendiri, sosok itu akhirnya mendekat.

"(Name)-san, kau baik-baik saja?"

'Suara ini...' gadis yang dimaksud membuka matanya perlahan. Awalnya semua tampak kabur, hanya terlihat bayangan seseorang yang menutupi rembulan di atas sana.

Barulah setelah berkedip beberapa kali, tampilan pemuda itu mulai terlihat jelas. Rambut berwarna kuning undercut yang sudah kusut karena air, siapa lagi kalau bukan...

"Kau siapa?" bisiknya pelan.

Si pemuda terlihat terkejut, "(Name)-san, apa kepalamu terbentur sesuatu tadi? Satu tambah satu berapa?" tanyanya panik.

"Enam," balas (Name) dengan ekspresi kosong.

Chifuyu Matsuno mengusap wajahnya kasar, "Huh? Apa ini? Apa yang harus kulakukan? Apakah ada semacam pertolongan pertama untuk gejala Amnesia? Kuso, ini materi kelas berapa?!"

(Name) yang melihat penolongnya stress sendiri tak bisa menahan tawa, dia kemudian beranjak untuk memeras ujung dress-nya yang basah, "Aku bercanda kok. Terimakasih telah menyelamatkanku, Chifuyu."

Sang pemuda menoleh padanya, tampak manik matanya yang bersinar senang. Wakil Divisi Satu ini ikut mendudukkan dirinya dengan kaki bersilang, "Kau jahil sekali (Name)-san."

'Karena kau lucu sekali saat terlihat panik.'

Gadis itu sesaat bergeming memikirkan sesuatu, sebelum menatapnya dengan skeptis, "Jadi... mengapa kau bisa menemukanku? Kau tidak menguntitku 'kan?"

Chifuyu menggerakkan tangannya cepat, "Tentu saja tidak! Aku disuruh Mikey-kun untuk menjemputmu yang tidak datang. Namun saat aku mencari ke kafe dan apartemenmu, kau justru tidak ada. Lalu aku melihatmu di jembatan... tapi sepertinya aku terlambat," jelasnya panjang lebar.

"Mengapa kau menyentuhku tadi?"

Seketika ekspresi pemuda itu berubah kaget, "Kau bercanda (Name)-san! Gimana aku bisa nolongin kamu kalau gak boleh nyentuh?"

(Name) menunjuk wajah Chifuyu kesal, "Kau 'kan bisa menarik bajuku saja!"

"Apa?" dia kehabisan kata.

"Kau tahu 'kan kalau kekuatanku akan memudar kalau menyentuh laki-laki? Baji, Mitsuya dan Mikey tidak mungkin tidak memberitahumu 'kan?" Gadis itu menyipitkan matanya, "Kau tahu tapi masih saja menyentuhku."

𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang