𝐗𝐕𝐈𝐈 - 𝐊𝐨𝐤...?!

6.3K 1.6K 520
                                    

"Souka. Sekarang semuanya terasa jelas."

Krak!

Aku menutup mulutku gemetar melihat ponselku yang berada dalam genggaman Mikey remuk dalam sekali remas, darah segar mengalir dari telapak tangannya.

'Ini mengerikan...'

Situasinya semakin kacau. Hanma... orang itu benar-benar!

Dan juga Mikey... ponsel itu, aku baru membelinya.

"Kau benar-benar gadis yang jahat, (Name)-cchi."

Aku menahan napas ketika pemuda bersurai pirang berjongkok di sampingku, sorot matanya membuat perutku mulas. Aku bergeser untuk beringsut menjauh, "... kau salah paham."

Pandanganku tertuju penuh pada tangannya yang berdarah, ada kaca dan serpihan ponselku yang menancap disana.

'Kok bisa? Padahal aku memecahkan telur dengan tangan saja gak bisa,' batinku salah fokus.

"Semakin kupikirkan, semuanya jadi masuk akal," Mikey meremas sisi kepalanya yang menunduk, tawanya terdengar ganjil di telingaku.

"Kau tiba-tiba muncul untuk mendekati Touman tanpa alasan yang jelas. Lalu tragedi Kenchin, perseteruan internal yang dimaksud oleh Hanma, Baji yang tiba-tiba ingin bergabung dengan Valhalla, juga reaksimu yang selalu mengelak dan melarikan diri―"

Pemuda itu mengangkat wajahnya dengan senyum kosong, "Kau berkerja untuk membantu Hanma menghancurkan Touman? Seperti itu kah, (Name)-cchi?"

Aku tertegun.

Itu... terdengar masuk akal.

Kenapa aku malah seperti menjebak diriku sendiri?

"Tidak Mikey! Me-meskipun yang kau ucapkan terdengar benar, tapi kenyataannya tidak begitu!" Aku mencoba membela diri, namun aku sendiri terkejut karena suaraku justru terdengar ragu-ragu.

Ada apa ini? Apa aku mulai kehilangan kepercayaan diri?

Mikey tersenyum aneh, "(Name)-cchi, kau terlihat panik. Apa aku menyudutkanmu?"

"Aku... melakukannya untuk melindungi Baji. Aku berjanji padamu suatu saat kau akan mengerti," akhirnya aku jujur karena otakku terlalu buntu mencari alasan lain.

Kulihat Mikey melunturkan senyumannya, kini berbalik menatapku tanpa ekspresi, "Ingin melindungi Baji? Dengan memasukkannya ke kandang musuh dan menjauhkan dia dari keluarganya?"

"Ada hal yang tidak bisa kujelaskan padamu," gumamku memalingkan pandangan.

"Kau selalu saja mengelak."

Aku bergeming untuk meresponnya, tidak ada penjelasan yang bisa kuberikan padanya saat ini. Sebenarnya aku gelisah, entah apa yang sedang Mikey pikiran.

"Jangan diam saja (Name)!" Aku tersentak mendengar bentakannya. Ketika diriku menoleh, aku langsung terkejut melihat perubahan emosinya yang mendadak. Dia kembali menatapku marah seperti ketika dirinya menemuiku di apartemen.

"Jika kau mengetahui sesuatu maka katakan! Jika informasimu melibatkan orang-orangku maka bicaralah!"

Pemuda itu memukul tanah, "Aku selalu ingin mempercayaimu tapi kau sendiri yang selalu membuatku ragu. Apa sulitnya berkata jujur? Ketika bersamaku, matamu selalu berbohong."

Aku melebarkan netraku mendengar pengakuannya, 'Apa maksudnya? Jadi selama ini dia mempercayaiku? Tapi... tatapan curiganya dan sikapnya itu... apa aku salah mengartikan?'

Bukankah dia sendiri yang mengatakan tak pernah memercayaiku sejak awal? Karena alasan itulah aku memilih Kisaki...

"Aku selalu menanyakannya. Sebenarnya siapa kau, apa tujuanmu, tapi kau―" Mikey menatapku tajam, "―selalu berpaling dengan jawaban yang tak pernah jelas. Bidadari? Persetan dengan alasan bodoh itu."

𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang