𝐕𝐈 - 𝐅𝐢𝐱, 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨!

8.9K 1.9K 1.3K
                                    

"Moebius benar-benar bikin rusuh, ternyata mereka memang minta dibantai."

Suara berat berlomba dengan rintik hujan yang membasahi jalanan. Kesunyian di sekitar tiga remaja yang berteduh di depan kafe bukan tanpa alasan, melainkan orang-orang lebih memilih berkumpul untuk menghadiri Festival 3 Agustus di Kuil Musashi. Cuaca yang mendadak tidak mendukung turut menyebabkan jalanan sepi dari penduduk yang biasanya lewat.

"Akan kuberitahu yang lain."

Suara panggilan yang dimatikan membuat (Name) yang sedari tadi diam beralih membuka suara, matanya melirik sosok lain yang juga mendengarkan percakapan, "Karena kau masih menjabat sebagai kapten divisi, sebaiknya kau membantu mereka. Tidak masalah bukan, Hanemiya-kun?"

Pemuda yang tengah bersandar santai seraya memainkan ponsel―mengangkat pandangannya dengan senyuman manis, "Boleh kok, anggap saja hadiah terakhir untuk Mikey sebelum kau bergabung dengan Valhalla."

"(Name), ikutlah denganku, aku akan mengantarmu pulang," Baji melangkah ke arah motornya, tidak memerdulikan air hujan yang mulai membasahi tubuhnya.

"Aku tahu kau sedang buru-buru," tolaknya cepat.

Dia bisa melihat keraguan di mata Baji, terpancar dari kerutan di keningnya. Bukannya (Name) merasa aman ditinggalkan berdua dengan mantan pendiri Touman, tetapi dia juga ragu untuk mengambil risiko. Untuk setidaknya arc ini, dia bertekad untuk mengikuti alur asli dari manganya.

"Tenang saja, aku pasti akan menjaga cewekmu."

Pemuda dengan tahi lalat di bawah matanya berucap. Terdengar tak bisa dipercaya, namun Baji menyerah karena (Name) sendiri tidak berkomentar.

Pemuda itu menghela napas dan mulai menaiki motornya, "Jangan coba macam-macam dengannya, dia gadis yang baik," ucapnya setengah mengancam.

Kazutora tertawa lepas, "Ya ampun seram!"

Baji tidak merespon, pemuda itu lebih memilih menyalakan kendaraannya dan melaju cepat meninggalkan dua orang yang kini memandang sisa-sisa kepergiannya.

 

+

[Name]

Memiliki Baji sebagai partner memang pilihan terbaik. Tidak seperti Mitsuya, walaupun penampilan luarnya tampak urakan, ternyata dia lebih tanggap untuk di ajak bekerjasama. Termasuk ketika aku menyarankannya bertemu Kazutora―yang lebih cepat dari timeline asli, secara mengejutkan dia tidak bertanya apapun dan justru mengikuti saranku tanpa ragu.

Lalu seperti yang aku ingat dari manga, Baji adalah sosok yang mengemban beban secara personal. Ketika Takemichi dan Chifuyu ingin bergabung dengannya untuk menyingkirkan Kisaki Tetta, dia justru menolak mereka untuk ikut campur, mungkin karena khawatir akan menimbulkan masalah lebih besar.

Orang sebaik ini... bagaimana mungkin aku harus diam saja membiarkannya mati.

"Jadi kau ini benar-benar ceweknya Baji ya?"

Pertanyaan yang tertangkap gendang telingaku membuatku berpaling, hanya untuk menemukan Kazutora yang tiba-tiba mendekat. Pemuda itu duduk tepat di sebelahku, membuat alisku bertaut.

Pacarnya Baji sebenarnya hanyalah trik Baji untuk menjaga agar tidak ada yang menggangguku. Meskipun aku tidak setuju, tapi mau bagaimana lagi kalau dia sudah keras kepala. Selain itu, status itu mungkin bisa melindungiku dari kemarahan Kisaki jika suatu saat aku bertemu dengannya. Setidaknya Kisaki tidak cukup bodoh untuk asal bocorin kepala anak orang karena dendam.

'Selain itu... bagaimana ya bang... tapi aku juga gak tertarik main cinta-cintaan bareng bocah SMP,' batinku menangis.

'Intinya tipe idamanku sih yang mirip-mirip Imam Syafi'i gitu hehe...'

𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang