𝐈𝐕 - 𝐓𝐮𝐭𝐨𝐫 𝐌𝐮𝐬𝐮𝐡𝐚𝐧

9.5K 2K 694
                                    

Kisaki Tetta, seorang pemuda yang kini pakaian dan wajahnya kotor oleh tumpahan minumannya sendiri masih memandang jengkel seorang gadis berpenampilan unik yang tengah berjongkok di depannya.

Beberapa orang yang berlalu-lalang sejenak berhenti atau sekedar melirik. Entah bagaimana jadinya―di mata mereka, justru Kisaki-lah yang terlihat sedang merundung seorang gadis yang bahkan tidak dirinya ketahui asal-usulnya darimana.

"Onna... kutanya sekali lagi, apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan?" ulangnya dengan penekanan lebih.

"Sudah kubilang aku tidak menyukaimu!"

Seruan lantang gadis itu bukan hanya mengejutkannya, tetapi juga membuat bisik-bisik di sekitar mereka semakin mengudara.

"Hah?" Otak jenius Kisaki mendadak tumpul.

Gadis itu akhirnya mendongak, dengan mata yang berkaca-kaca dia kembali berucap dengan lancangnya, "Sudah kubilang aku tidak menyukaimu, jangan paksa aku untuk ikut denganmu..."

Ucapan lirihnya membuat Kisaki terbengong, Hanma yang berada disampingnya dengan jelas menutup mulutnya ketika desakan tawanya memaksa keluar.

"Dih, dasar bocah badung! Kalau ceweknya gak mau ya nggak usah di paksalah!" desis seorang pengunjung lelaki yang lewat bersama pasangannya, mungkin berusaha terlihat gentleman dihadapan si perempuan.

"Anak jaman sekarang mengerikan ya..."

"Gadis yang malang sekali..."

Empat sudut siku-siku tercetak di sisi kepala Kisaki. Parahnya lagi Hanma bukan membelanya tapi malah sibuk tertawa terbahak-bahak.

Sepertinya rekannya itu sudah berkhianat. Padahal mereka baru saja bersekutu.

Kerumunan mulai pecah saat seorang petugas keamanan tiba untuk mengamankan keadaan. Setelah mendapatkan ceramah singkat, petugas itu segera angkat kaki untuk mengamankan gadis sialan itu darinya.

Walaupun sekilas, Kisaki sempat melihat senyum tanpa dosa yang membuat dadanya bergemuruh oleh dendam.

Berani sekali gadis itu playing victim dan mempermainkannya!

"Heh, gadis yang cerdas, bukan?"

Setelah kerumunan bubar, barulah Hanma mengangkat suaranya. Tangannya mengalungi pundak Kisaki tanpa rasa bersalah, membuat manik pemuda jenius ini memicing tajam.

"Hoo~ santai bro. Maaf tidak membantumu karena tadi itu situasinya lucu sekali," sambungnya cekikikan.

Mendengar decihan Kisaki membuat lelaki bertubuh tinggi itu menyeringai lebar, "Oke, oke, kalau kau sampai semarah itu-"

Hanma menggantungkan kalimatnya, dan berbisik rendah di telinga temannya, "Bagaimana kalau langsung sikat?"

Kisaki mengembuskan karbondioksida dari mulutnya yang ikut menciptakan seringai keji.

'Jika nanti kau kutemukan, akan kubuat kau menyesal pernah cari masalah denganku, gadis sialan.'

 

+

[Name]

Aku baru saja menyelesaikan dzikir petangku ketika mendengar suara gedoran tak sabar dari luar bus. Terhitung dua hari aku tinggal disini dan tidak perlu menebak untuk mengetahui siapa sosok yang berdiri di depan sana.

"Pachin menusuk Osanai dan menyerahkan dirinya kepada polisi, apa kau tahu tentang ini?!"

Pertanyaan pemuda itu langsung menyerbuku sebelum aku sempat menyapanya. Aku terdiam sembari terus memandangi Mitsuya yang menatapku menuntut sekaligus mendesak, "(Name)!"

"Entahlah," dia tersentak membuatku menghela napas, "Bukankah kau sudah kuperingatkan untuk mengawasi Pa? Memangnya apa saja yang kau lakukan selama ini?"

Ekspresi wajah Mitsuya segera dipenuhi penyesalan, pemuda itu memegangi kepalanya seraya menggigit bibirnya keras, "Maaf, jika saja aku lebih mempercayaimu..."

Aku hanya bergeming.

"Mikey dan Draken juga mulai bertengkar, apa yang harus kulakukan sekarang?" gusarnya membuatku menatapnya menyesal.

'Ya Allah... bohong kayak gini dosa gak sih? Aku jadi makin merasa bersalah sama anak ini.'

"Ada seseorang yang ingin kutemui. Kurasa dia bisa menjadi petunjuk untuk membongkar siapa sebenarnya orang yang ingin menciptakan perpecahan di antara Touman dan membuat Geng Tokyo Manji menjadi organisasi jahat di masa depan."

Ucapanku membuat ekspresinya berubah serius, "Jika kita berhasil menangkap dalangnya, mungkinkah masa depan akan berubah?"

"Kemungkinan besar," anggukku.

Pemuda itu tersenyum dengan semangat baru di matanya, "Baiklah, untuk mencapai era baru yang Mikey dan Touman impikan, aku pasti aku berusaha membantu semustahil apapun itu. Katakan siapa orang yang ingin kau temui?"

"Kau semangat sekali Mitsuya. Dia bukan orang yang mustahil kau temui kok," ledekku.

Semburat merah tipis tergores di pipinya, kelihatannya dia malu karena mengucapkan sesuatu yang terdengar berlebihan, "K-Kau mengucapkan ingin bertemu dengan seseorang dengan ekspresi serius, jadi aku berpikir mungkin orang itu bukan orang sembarangan."

'Dia bisa salting juga ya.'

Aku menarik sudut-sudut bibirku membentuk garis simetris, "Tenang saja, kau juga mengenal orang itu kok."

"Siapa?" lepas dari salah tingkahnya, Mitsuya balas menatapku penasaran.

"Baji Keisuke. Tolong pertemukan aku dengannya."

◍⃝✏️﹏﹏

𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang