Seorang pemuda yang sedang duduk di panggung bercoret kata Valhalla tampak menguap. Manik matanya yang terlihat malas berulang-kali melirik pintu markasnya, menanti-nanti dengan bosan.
"Cewek memang suka ngaret," celetuknya mulai kesal.
Setelah beberapa menit menunggu dalam kekosongan membuat Hanma Shuji jengah juga. Tubuhnya hampir beranjak jika saja suara langkah kaki yang mendekat tak membuatnya membatalkan niat. Retinanya menemukan seorang gadis yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul dari balik pintu yang sudah usang.
"Kau lama sekali," serbunya memprotes.
Dilihatnya gadis itu tersenyum tipis, "Maaf, aku memang sengaja membuatmu menunggu."
"Apa?"
"Aku tadi mampir ke kafe dulu. Kau haus? Ini minuman terbatas di musim gugur, ambilah," (Name) menjelaskan―tangannya mengulurkan paper-bag berwarna pink.
Hanma tampak memicingkan matanya yang berkilat curiga. Sudut bibirnya terangkat meledek, "Ada apa ini? Kau tiba-tiba jadi ramah padaku."
"Aku dengar kau harus bersikap baik agar orang lain mau menjawab pertanyaanmu dengan jujur."
"Hah?"
"Aku hanya ingin bertanya apakah kau dan Kisaki sedang merencanakan hal busuk pada Mitsuya?" tanya gadis itu terus terang, "Jawab aku, Hanma."
Terdengar desakan tawa Shuji yang bergema di dalam ruangan. Pemuda itu memandang gadis dihadapannya dengan alis menurun, "Padahal kupikir kau ingin menemuiku untuk mengajak kencan, tapi kau justru membahas cowok lain. Kau kejam sekali, (Name)."
(Name) menyeringai kecil, "Senang rasanya melihat seseorang merasa terhibur disini."
"Aku tidak terhibur," Hanma menggelengkan kepalanya sembari berucap dramatis, "Aku menertawakan diriku yang cemburu."
'Apa-apaan sih orang ini?' batin sang gadis tak habis pikir. Dia kemudian menghela napas, "Aku tidak mau mendengar omong-kosongmu, katakan terus terang apakah kau dan Kisaki merencanakan hal buruk pada Mitsuya?"
Bukannya menjawab, pemuda itu justru merebut paper-bag di tangannya, mengeluarkan sebuah minuman dingin yang balok es-nya hampir meleleh sepenuhnya.
Hanma menyeringai licik, "Akan kujawab kalau kau mau minum satu cup bersamaku."
Gelas minuman di tangannya tiba-tiba langsung disambar oleh (Name), dilihatnya gadis itu berjongkok sebelum menyedot isinya dengan cepat. Hanya sedikit, karena dia segera mengembalikan minumannya ke tangan Hanma, "Sudah."
Shuji yang terperangah kini menggertakkan giginya geli bercampur kesal, "Tck, padahal aku ingin melihatmu malu-malu dulu. Malesin."
"Sekarang tolong jawab sejujurnya, Hanma," desak (Name) mengabaikannya, "Aku akan menghargaimu kalau kau tidak mempermainkanku."
Lelaki yang dimaksud menyeruput minumannya dengan gumaman samar, matanya bergulir entah kemana seakan-akan sedang mempertimbangkan.
"Hanma."
"Ya, ya, hanya sebuah lelucon kecil. Kami akan memberikan dia pilihan untuk menusuk orang atau kami yang akan membunuh adik-adiknya yang manis," Shuji melirik gadis yang terkejut dengan senyum miringnya, "Kau mau lihat pertunjukannya juga?"
"Kalian akan menyandera anak-anak?!" desis gadis itu tak percaya.
Hanma mengangkat bahunya santai, "Tidak perlu kaget seperti itu, honey."
'Sudah kuduga mereka dalang dibalik semua ini...' (Name) menggigit bibirnya, merasakan penyesalan, 'Ini kelengahanku sehingga Mitsuya ikut terlibat masalah. Maafkan aku...'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓
Fanfiction❛ seorang gadis masuk ke dunia tokyo revengers?! tapi 'kan dia punya prinsip 'stay halal sistah' ―terus gimana dong? ❜ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 © 𝐊𝐞𝐧 𝐖𝐚𝐤𝐮𝐢