𝐗𝐗𝐕𝐈𝐈𝐈 - "𝐄𝐤𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢"

6.5K 1.5K 271
                                    

Flashback tanpa garis miring, scene setelah part X, XIII & XVII

🦋⃝𓈒߭⭒

"Panasnya..."

"Gila kulitku beneran gosong."

"Emma, pinjam dong!"

(Name) menggulirkan matanya ke arah Mikey yang sedang berusaha merebut kipas tangan dari adiknya. Gadis itu menghela napas kecil. Di Indonesia, dia sudah sering merasakan panas yang lebih―sehingga tak heran dirinya biasa-biasa saja.

"Kau tidak merasa gerah, (Name)?"

Mitsuya yang duduk di sebelahnya bertanya, keringat terlihat menetes dari dahinya. Salahkan Mikey yang mengajak orang-orang berkeliling taman bermain ketika matahari begitu menyengat. Sebenarnya mereka sedang merayakan kesembuhan Draken atau mengurus bocah masa kecil kurang bahagia?

"Aku tidak masalah," jawab (Name) tanpa mengindahkan iris violet yang menatapnya ngeri. Bagaimana pun disini hanya dia yang memakai pakaian paling tertutup, tapi justru yang paling terlihat baik-baik saja.

"Hahh... aku bisa mampus!" teriak Draken menyandarkan tubuhnya di pohon, "Mikey! Kau harus tanggung jawab, belikan kami minum!"

Sosok yang dimaksud tampak mengerutkan alis memprotes, "Hah? Kenapa aku?"

"Benar juga, ini salah Mikey!" Smiley malah ngomporin.

"Orang bodoh pun tahu kalau Mikey yang bertanggung jawab."

(Name) melirik Mitsuya yang ikut-ikutan, pura-pura tak menyadari raut mengancam di wajah ketuanya.

"Kalian memerintahku? Mau mati?"

"Halah, ngancam aja bisanya," Draken menjulurkan lidahnya mengejek.

Melihat tanda-tanda dua orang ini mau bentrok membuat (Name) merotasikan mata. Tak mau telinganya semakin panas, gadis itu memilih beranjak, "Biar aku saja yang beli."

Pernyataannya―menyebabkan Mitsuya mendesah keberatan, "Kau jangan terlalu baik, (Name)."

"Lah, biarlah. Kalau dia mau jadi kacung gak usah dihentikan," timpal Draken yang memang memiliki dendam pribadi.

"Eh, Bang Draken..." cicit Takemichi merasa aneh.

Emma mengangkat bahunya, "Ya sudah deh. Mikey, anterin (Name)-nee sana!"

"Aku lagi?!"

 

+

"1, 2, 3..."

Terlihat seorang gadis tengah menghitung kaleng minuman di depan vending machine. Tak jauh darinya, seorang pemuda menguap bosan, "(Name)-cchi, kau lama banget sih!"

Gadis itu berdecak pelan, "Sabar, bocah."

Mikey memasang ekspresi kesal, "Siapa yang kau sebut bocah?"

"Iyaa... Tuan Mikey yang berkuasa... sabar ya," balasnya malas mencari perkara. (Name) tidak mendengar suara langkah yang mendekat, namun figur yang tiba-tiba muncul di sampingnya dan meniup pipinya, membuatnya tersentak.

"Hahahaha, kena kau (Name)-cchi!" gelak Mikey terlihat puas.

(Name) menatap tajam, "Bisa tidak main-main?"

"Kau pernah meniup mataku, ingat?" Manik pemuda itu berkilat memancing.

Dia memandang jengah.

Melihat balasan sang lawan bicara tak sesuai ekspetasinya membuat Mikey memalingkan pandangan sambil menggembungkan pipinya, "Cih! Gak kawaii banget."

𝐔𝐊𝐇𝐓𝐈 ☘ tokyo revengers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang